Berita

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China pada Jumat (4/11)/Net

Dunia

Tuai Kontroversi Usai Temui Xi di Beijing, Olaf Scholz: Ini Soal Pesan Anti-Nuklir

MINGGU, 06 NOVEMBER 2022 | 18:57 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz ke China dan bertemu Presiden Xi Jinping pada Jumat (4/11) telah menuai banyak kritik dan kontroversi dari sekutu Barat.

Lantaran China saat ini tengah dekat dengan Rusia dan digadang-gadang menjadi mitra setia Moskow di tengah perang dengan Kyiv.

Untuk itu, sehari setelah kunjungan 12 jamnya ke Beijing, Scholz langsung menyampaikan klarifikasi bahwa kunjungan sangat diperlukan untuk mendorong China menghindari senjata nuklir dalam perang di Rusia.


Dalam pertemuan dengan Xi, Kanselir Jerman itu berupaya untuk mendesak sekutu Rusia, yakni Beijing agar dapat menggunakan pengaruhnya dalam mencegah eskalasi lebih lanjut dan menghentikan invasi.

Scholz mengatakan jika kesepakatan Jerman dan China untuk mendorong gerakan anti-nuklir dalam perang adalah sebuah keberhasilan dan tidak perlu ditanyakan lagi kelayakannya.

"Saya pikir mengingat semua perdebatan tentang apakah perjalanan ke sana adalah hal yang benar atau tidak. Tetapi, fakta bahwa pemerintah China, presiden dan saya dapat menyatakan bahwa tidak boleh ada senjata nuklir yang digunakan dalam perang ini untuk itu saja, perjalanan ini sepadan," ujarnya.

Klaim Scholz, juga telah terverifikasi oleh tanggapan Xi Jinping yang menyatakan jika kedua negara besar itu harus bekerjasama dalam bidang ekonomi dan upaya perdamaian.

“Xi menggarisbawahi perlunya China dan Jerman, dua negara besar dengan pengaruh besar, untuk bekerja sama di masa perubahan dan ketidakstabilan serta berkontribusi lebih banyak pada perdamaian dan pembangunan global,” ungkap laporan tersebut.

Dimuat The Local, Scholz adalah Kanselir Jerman sekaligus pemimpin G7 pertama yang mengunjungi China didampingi oleh delegasi bisnis besar sejak awal pandemi Covid-19.

Perjalanan itu memicu kritik di Jerman dan di antara mitra Eropa atas ketergantungan ekonomi Berlin di Beijing, dan memicu kontroversi karena datang begitu cepat setelah Xi memperkuat kembali kekuasaannya di China bulan lalu.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya