Berita

Ekonom senior Dr Rizal Ramli/Net

Politik

Ekspor Biji Nikel ke China Rugikan Indonesia, Rizal Ramli: Kok Masih Banyak yang Suka Ngibul ya?

KAMIS, 03 NOVEMBER 2022 | 10:16 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kerugian dari kebijakan ekspor biji nikel, seperti yang dibeberkan ekonom Faisal Basri, dianggap sudah sangat jelas. Herannya, pemerintah Indonesia mengaku mendapat untung besar dari ekspor biji nikel ke China itu.

Keheranan inilah yang dimunculkan ekonom senior Rizal Ramli, karena masih ada yang yang nekat berbohong bahwa Indonesia diuntungkan dari ekspor biji nikel ke China.

Hal itu disampaikan oleh Rizal Ramli merespons sebuah video yang berdurasi 1 menit 3 detik yang berisi pernyataan ekonom Faisal Basri yang diunggah di akun Twitter @RamliRizal pada Rabu malam (2/11).

"Faizal jelas dan gamblang tentang kerugian dari kebijakan nickel. Kok masih banyak yang suka ngibul ya?" kata Rizal Ramli seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Kamis pagi (3/11).

Dalam video tersebut, Faisal membeberkan bahwa 95 persen biji nikel Indonesia dikirim untuk perusahaan China. Di Shanghai, kata Faisal, harga biji nikel adalah 80 dolar AS. Akan tetapi, pemerintah resmi menetapkan harga buat China adalah 34 dolar AS.

"Sebanyak 95 persen produknya diekspor ke China, bebas bayar pajak 30 tahun. Tolol itu namanya. Perkarakan saya silakan Pak Jokowi, saya sudah bilang ke mana-mana, bahkan sudah di sidang kabinet, terataskan omongan saya itu," tegas Faisal.

Faisal juga mengaku heran lantaran Presiden Joko Widodo masih saja mempidatokan dan mengklaim bahwa Indonesia mendapatkan rezeki nomplok Rp 450 triliun dari ekspor biji nikel.

"Tapi masih dipidatokan lagi dipidatokan lagi. 'Wah kita dapat rezeki nomplok Rp 450 triliun', kebohongan luar biasa itu. Kita, maksudnya rakyat Indonesia, China yang dapat Rp 450 triliunnya itu, jadi jangan main-main urus negara Pak Jokowi," tegas Faisal.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Jabar Contoh Penggunaan Aplikasi Layanan Publik Terintegrasi

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:55

5 Tersangka Pembuat Plat Nomor Palsu DPR Dicokok

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:48

Dubes Najib: Geopolitik Global Dihadapkan pada Empat Titik Api

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:45

Soal "Gantian Posisi Ketum", Megawati Sedang Cek Ombak

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:36

Suzhou Kunlene, Perusahaan Film Packaging Indonesia yang Eksis dan Sukses di China

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:07

Jabar Bisa Jadi Contoh Penggunaan Aplikasi Layanan Publik Terintegrasi

Selasa, 28 Mei 2024 | 06:33

Disdik DKI Bantah Jual Beli Bangku Kosong

Selasa, 28 Mei 2024 | 06:23

Cuaca Jakarta Diprediksi Cerah Berawan hingga Rabu Dini Hari

Selasa, 28 Mei 2024 | 06:13

Rasyidi Menunggu Perintah PDIP

Selasa, 28 Mei 2024 | 05:40

Ajaib Bagikan Bonus Tambahan 1 Persen dari Portofolio

Selasa, 28 Mei 2024 | 05:25

Selengkapnya