Berita

Demonstran anti-kudeta di kotapraja negara bagian Kachin, Hpakant pada Maret 2021. Sejak kudeta, konflik terbuka kembali terjadi antara tentara Myanmar dan Tentara Kemerdekaan Kachin/Net

Dunia

Jet Militer Myanmar Tembaki Area Konser, Puluhan Tewas Termasuk Penyanyi

SELASA, 25 OKTOBER 2022 | 10:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Nasib tragis menimpa sekitar 50 orang yang berada sebuah konser yang digelar kelompok minoritas di Myanmar. Mereka tewas setelah militer negara itu melakukan serangan udara saat acara berlangsung.

Bangkok Post melaporkan Selasa (25/10), serangan jet yang terjadi pada Minggu malam (23/10) di negara bagian utara Kachin itu menewaskan warga sipil, penyanyi lokal, dan perwira Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA).

Saksi mata mengatakan ada tiga pesawat melakukan serangan yang belum dikonfirmasi militer itu.


"Itu terjadi di wilayah A Nang Pa di kotapraja Hpakant dan menewaskan sedikitnya 50 orang," lapor BBC Burma, sementara situs berita Irrawaddy menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 100.

Myanmar telah dicengkeram oleh pertempuran sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih awal tahun lalu.

Gerakan perlawanan, yang beberapa di antaranya bersenjata, telah muncul di seluruh negeri, dan telah dilawan oleh militer dengan kekuatan mematikan.

Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan serangan itu menargetkan perayaan 62 tahun berdirinya sayap politik tentara Kachin, Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO).

"Ini adalah tindakan yang sangat jahat yang juga dapat dianggap sebagai kejahatan perang," katanya.

Sejak kudeta, konflik terbuka telah kembali terjadi antara tentara Myanmar dan saingan berat mereka KIA, yang telah berjuang selama enam dekade untuk menuntut otonomi yang lebih besar bagi rakyat Kachin. KIA juga telah menyuarakan dukungan untuk perlawanan anti-junta.

PBB di Myanmar mengatakan sangat prihatin dan sedih dengan laporan serangan itu.

"Apa yang tampak sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak proporsional oleh pasukan keamanan terhadap warga sipil yang tidak bersenjata tidak dapat diterima," katanya dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah pernyataan bersama, kepala misi diplomatik di Myanmar termasuk Australia, Inggris, Amerika Serikat dan anggota Uni Eropa mengatakan serangan itu menggarisbawahi tanggung jawab rezim militer atas krisis dan ketidakstabilan dan mengabaikan kewajibannya untuk melindungi warga sipil.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya