Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Centra Initiative Desak Pemerintah Beri Pelayanan Maksimal Bagi Anak Teridentifikasi Gagal Ginjal Akut

SELASA, 25 OKTOBER 2022 | 08:45 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah dinilai lambat dalam penanganan kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan 133 anak meninggal dalam waktu beberapa bulan terakhir. Pasalnya, belum ada kejelasan tentang penyebab utama penyakit tersebut.

Begitu kata Direktur Internal Centra Initiative Swandaru kepada wartawan, Selasa (25/10). Menurutnya, kondisi tersebut merupakan salah satu tanda pemerintah lamban dalam memberikan jaminan hak rasa aman setiap warga negara, terutama bagi anak-anak.

Dia mengurai bahwa jumlah korban meninggal yang mencapai 55,18 persen, terhitung dari 241 kasus ditemukan, adalah tanda sistem jaringan pengaman kesehatan dan deteksi dini penyakit-penyakit baru di Indonesia belum terbentuk dan efektif bekerja.  

“Kasus gagal ginjal yang sudah teridentifikasi sejak Januari 2022 ini seharusnya sudah dapat diantisipasi oleh pemerintah melalui ragam jejaring layanan kesehatan yang ada,” tegasnya.

Kementerian Kesehatan, sambung Swandaru, jangan hanya fokus pada pencegahan dan penanganan. Tapi juga harus cepat dalam mengambil langkah sistematis dan terukur dalam menginvestigasi dan mengidentifikasi sebab utama kasus tersebut terjadi.

Setelah Kemenkes dan BPOM mengecek dan mengidentifikasi obat-obatan yang dikonsumsi  oleh anak-anak, seharusnya pemerintah segera mempercepat proses diagnosa dan pemeriksaan terhadap sebab utama dari penyakit gagal ginjal ini.

“Karena kelambanan dan kelalaian yang terjadi justru menimbulkan kepanikan publik, terutama orang tua yang anak-anaknya dalam kondisi sakit,” sambungnya.

Dalam kasus ini, Centra Initiative mendesak pemerintah segera memastikan proses pengobatan dan pemulihan anak-anak yang teridentifikasi sakit gagal ginjal akut mendapatkan pelayanan maksimal, termasuk di antaranya adalah akses yang luas terhadap pelayanan kesehatan terbaik, pembiayaan yang sepenuhnya ditopang oleh pemerintah. Temasuk, ada kejelasan informasi kepada keluarga dan pasien tentang hasil diagnosa.

Kedua, pemerintah diminta bisa memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan kepastian kepada masyarakat secara luas terkait penyakit gagal ginjal akut ini dan memastikan penyebab utamanya.

Pemerintah juga perlu melakukan perbaikan tata kelola penanganan terhadap kasus gagal ginjal dan melakukan sosialisasi yang lebih meluas kepada masyarakat untuk mencegah semakin banyaknnya korban.

“Pemerintah dan lembaga penegak hukum melakukan investigasi dan penyelidikan kemungkinan adanya kesalahan prosedur terkait perizinan dan pengawasan obat-obatan yang menyebabkan anak-anak mengalami gagal ginjal akut dan bahkan kematian,” sambungnya.

Setelah itu, Centra Initiative mendesak pemerintah tegas dalam tata kelola perizinan dan pengawasan obat-obatan untuk memastikan kasus-kasus serupa tidak terjadi, termasuk pula proses yang akuntabel dan transparan secara publik.

Mereka juga meminta DPR, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan lembaga-lembaga pengawasan lainnya untuk terlibat dalam mengawasi upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan swasta untuk menjamin hak atas rasa aman bagi setiap warga negara.

“Terakhir, kami mendesak pemerintah membentuk tim independen untuk mengusut tuntas kasus gagal ginjal akut pada anak, tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya