Berita

Para pejabat AS menuduh China menggunakan mata-mata untuk mencuri teknologi dan membungkam para pembangkang/Net

Dunia

AS Mendakwa Duo Mata-mata China karena Menghalangi Kasus Huawei

SELASA, 25 OKTOBER 2022 | 08:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengadilan AS pada senin (24/10) mendakwa dua warga negara China karena  mencoba menghalangi penyelidikan federal terhadap kasus perusahaan telekomunikasi China, Huawei.  

Dua petugas intelijen China ini mencoba menyuap seorang pejabat penegak hukum AS sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan informasi orang dalam tentang kasus tersebut, menurut pengadilan, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut dokumen dakwaan, kedua pria tersebut - yang diidentifikasi sebagai Gouchun He dan Zheng Wang - berusaha untuk menjalin hubungan dengan pejabat penegak hukum AS dan mencari rincian penyelidikan, termasuk saksi, bukti, dan kemungkinan tuntutan pidana. Mereka juga meminta pejabat tersebut untuk diam-diam merekam pertemuan strategi uji coba.


Dalam dokumen, pengadilan tidak merinci nama perusahaan China tersebut, tetapi media AS menuliskannya sebagai 'Huawei', mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut.

Pengumuman dakwaan terhadap dua tersangka agen datang ketika jaksa agung Merrick Garland merinci dua kasus lain di mana operasi intelijen China melecehkan para pembangkang di Amerika Serikat dan menekan akademisi AS untuk bekerja untuk mereka.

Garland mengatakan bahwa kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa China berusaha mengganggu hak dan kebebasan individu di Amerika Serikat dan merusak sistem peradilan kami yang melindungi hak-hak itu.

"Departemen kehakiman tidak akan mentolerir upaya oleh kekuatan asing untuk merusak supremasi hukum yang menjadi dasar demokrasi kita," kata Garland.

Washington telah lama menuduh Beijing ikut campur dalam politik AS dan berusaha mencuri kekayaan intelektual. Tetapi langkah untuk membuka kedok operasi spionase menandai eskalasi oleh departemen kehakiman setelah menuduh Huawei pada Februari 2020 melakukan pemerasan dan konspirasi untuk mencuri rahasia dagang.

“Ini adalah upaya mengerikan oleh petugas intelijen China untuk melindungi perusahaan yang berbasis di Republik Rakyat Tiongkok dari akuntabilitas dan merusak integritas sistem peradilan kita,” tambahnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya