Berita

Presiden China Xi Jinping/Net

Dunia

PKC Akan Ditertawakan Jika Xi Jinping Tetap Ingin Satukan Kepercayaan di Tibet dan Xinjiang dengan Komunis

MINGGU, 23 OKTOBER 2022 | 14:47 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Seruan Presiden China Xi Jinping untuk menyatukan Budhisme di Tibet dan Islam di Xinjiang dengan aturan komunis dinilai sebagai sebuah guyonan.

Pasalnya bukan hanya sulit untuk diimplementasikan, melainkan juga akan melanggar hak-hak mereka dalam menganut kepercayaan.

Dalam pidatonya di acara Simposium Pusat ke-7 di Tibet pada 29 Agustus 2020, Xi berkata jika Budha Tibet harus dibimbing untuk beradaptasi dengan masyarakat sosialis dan harus dikembangkan dalam konteks China.


Kemudian pada 16 Juli lalu, dalam kunjunganya ke Xinjiang, Xi meminta para pejabat di sana untuk menegakkan prinsip bahwa Islam dan agama-agama di China harus beradaptasi dengan masyarakat sosialis dan Partai Komunis China (PKC).

Dimuat ANI News pada Sabtu (22/10), seorang pengamat menyebut PKC dengan tindakan represifnya memang sangat mungkin membuat Islam dan Buddha jatuh ke dalam barisan mereka, tetapi tidak dengan hati dan pikiran mereka.

Menurut pengamat, bobot fakta terlalu berat untuk merealisasikan keinginan para pemimpin PKC untuk membentuk Buddhisme dan Islam, dua agama terbesar di dunia, agar sesuai dengan kerangka partai dinilai terlalu ambisius.

Buddhisme saat ini adalah salah satu agama terbesar di dunia, dengan sekitar 400 juta pengikut. Sementara Islam adalah komunitas agama terbesar kedua di dunia, dengan perkiraan 1,8 miliar pengikut.

Sebaliknya, pada tahun 2022, PKC hanya memiliki keanggotaan 96 juta. China sendiri berpenduduk 1,4 miliar. Dengan demikian, bahkan tidak sampai 10 persen orang China menjadi anggota PKC.

Oleh karena itu, kemungkinannya terlalu berat bagi PKC untuk mengalahkan baik Buddhisme atau Islam di masa depan.

Meski begitu, PKC tak henti-hentinya memaksaan tujuan tersebut melalui serangkaian tindak pemaksaan.

Pihak berwenang China telah menghancurkan biara-biara, institut Buddhisme, dan patung-patung Buddha belakangan ini.  Yang paling terkenal adalah penghancuran Larung Gar pada Juli 2016 yang institut Buddhisme Tibet terbesar di dunia.

Selain itu, China juga dilaporkan telah melakukan penindasan terhadap komunitas Uighur penganut agama Islam di wilayah Xinjiang melalui penahanan paksa, pembatasan agama, kerja paksa hingga sterilisasi paksa untuk mengurangi angka keturunan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya