Berita

Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Calon Presiden dari Nasdem, Anies Baswedan/Net

Politik

Dampak Elektoral Jadi Penyebab PKS dan Demokrat Belum Merapat ke Nasdem

MINGGU, 23 OKTOBER 2022 | 13:56 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum juga menyampaikan sikap tegas mengumumkan berkoalisi dengan Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan. Diduga, masih ada faktor penghambat yang membuat kedua partai masih tarik ulur.

Direktur Eksekutif Center For Indonesi Strategic (CISA) Henry Mendrofa mengurai faktor yang dimaksud adalah konfigurasi politik ke depan. Seperti penentuan calon presiden dan wakil presiden, hingga kemungkinan adanya dampak elektoral dari masing-masing partai politik.

"Demokrat kan masih mendorong AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai figur capres. Demikian juga PKS pasti punya kadernya, ada Salim Segaf atau Gubernur NTB sekarang Zulkifliemansyah,” ucap Henry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/10).


Sementara untuk faktor elektoral, Nasdem dinilai akan mengambil ceruk elektoral dari masyarakat yang kontra dengan pemerintah. Ceruk ini mirip-mirip dengan basis yang dimiliki Demokrat dan PKS.

Atas alasan itu, PKS dan Demokrat akan menimbang matang untuk berkoalisi dengan Nasdem. Termasuk, siapa calon yang akan didaulat untuk menjadi pendamping.

"Artinya ada juga pertimbangan kedua parpol untuk mencoba menarik ceruk masyarakat yang justru pro rezim,” katanya.

Dia menambahkan kemungkinan PKS dan Demokrat merapat ke Golkar peluangnya sangat besar, untuk meraup suara besar. Terlebih Golkar merupakan koalisi pemerintah.

"Jelas, dari sisi komunikasi politik saya melihat justru Demokrat juga dekat dengan Golkar yang saya kira dari sini juga bisa terbangun komitmen koalisi,” urainya.

"Golkar, Demokrat dan juga PKS pernah berkoalisi, tentunya tidak begitu sulit untuk membuat komitmen koalisi di 2024,” demikian Henry.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya