Perdana Menteri Italia yang baru, Giorgia Meloni/Net
Kontroversi yang dibuat mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, yang mengklaim kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang kecurigaan sekutu Barat.
Di tengah tudingan ambiguisitas kebijakan luar negeri Italia, Perdana Menteri yang baru, Giorgia Meloni, dengan tegas menyebut pemerintahnya akan terus berpihak pada Ukraina dan mendukung sanksi Barat.
"Pemerintahan Italia yang baru tidak akan pernah menjadi mata rantai yang lemah bagi Barat. Saya bermaksud untuk memimpin pemerintahan dengan garis kebijakan luar negeri yang jelas dan tegas," ujarnya seperti dimuat
Reuters pada Kamis (20/10).
Meloni juga mengatakan pihak mana pun yang tidak setuju dengan garis kebijakan luar negerinya tidak boleh bergabung dengan pemerintah.
"Siapa pun yang tidak setuju dengan landasan ini tidak dapat menjadi bagian dari pemerintah," kata PM baru yang akan mulai menjabat pekan depan.
Pernyataan mantan PM Berlusconi dari partai Forza Italia yang sama dengan PM Meloni, kembali menjadi sorotan setelah rekaman audio yang dirilis LaPresse menyebut bahwa Putin dengan Berlusconi telah saling bertukar hadiah di hari ulang tahun dan mengirimkan surat bernada manis.
Pada Selasa (18/10), Forza Italia mengatakan pandangan Berlusconi tentang perang Rusia dan Ukraina tidak seperti yang dituduhkan.
Klaim Berlusconi dalam audio tidak benar-benar terjadi, melainkan hanya kisah lama yang diceritakan kembali kepada anggota parlemennya.