Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Migran Venezuela Melonjak di Perbatasan, AS dan Meksiko Setujui Kesepakatan Kemanusiaan Baru

KAMIS, 13 OKTOBER 2022 | 12:40 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Amerika Serikat dan Meksiko menyetujui kesepakatan kemanusiaan baru untuk mengatasi lonjakan migran ilegal asal Venezuela. Orang-orang Venezueal kerap melakukan perjalanan berbahaya melalui perbatasan AS-Meksiko.

Kedua negara ini berharap kesepakatan tersebut dapat mengurangi banyaknya tekanan migrasi di wilayah perbatasan mereka.

Di bawah kesepakatan baru, AS hanya akan menerima para migran Venezuela yang berdokumen lengkap, jika mereka tidak memiliki dokumen, para migran akan segera dikirim ke Meksiko.


Biasanya, pihak berwenang AS tidak melakukan pengusiran kepada orang-orang Venezuela, karena Meksiko sebelumnya juga tidak akan menerima kedatangan mereka. Namun, berkat kesepakatan baru ini, saat ini Meksiko juga akan mengambil bagiannya untuk mengatasi migran Venezuela.

Dimuat BBC pada Kamis (13/10), sekitar 24 ribu migran Venezuela saat ini dijadwalkan akan tiba di AS. Mereka yang memenuhi syarat akan diizinkan mengakses AS melalui jalur udara dan menetap di sana hingga dua tahun. Dalam kesepakatan ini, migran Venezuela juga perlu memiliki seorang kerabat atau organisasi yang berbasis di AS untuk memberikan dukungan keuangan serta mendukung klaim mereka untuk menjadi bagian dari program suaka.

Dalam lima tahun terakhir, sekitar enam juta orang telah melarikan diri dari Venezuela lantaran negara tersebut dikabarkan sedang dilanda krisis, yang saat ini diperparah dengan bencana banjir dan longsor. Eksodus Venezuela adalah salah satu migrasi terbesar di dunia, yang dipicu oleh kekerasan, kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan, serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Presiden Nicolas Maduro.

Banyak orang-orang yang terlihat putus asa ingin meningkatkan kehidupan mereka dengan berjalan ribuan mil di sepanjang rute berbahaya untuk mencoba mencapai perbatasan AS-Meksiko. Mereka mencoba masuk secara ilegal atau mengklaim suaka.

Program pemerintahan Biden ini telah mengambil pendekatan yang serupa dengan yang sedang dipertimbangkan untuk warga Ukraina.

AS menawarkan tempat berlindung yang aman untuk para migran dengan menjalani proses yang tertib, untuk menghindari mereka memasuki perbatasan AS-Meksiko dengan cara yang berbahaya, yang mengancam keselamatannya sendiri.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya