Berita

Orang-orang mengangkat gambar Mahsa Amini selama aksi protes di Iran/Net

Dunia

Politikus Senior Iran: Jilbab Memiliki Solusi Budaya, Tidak Perlu Keputusan dan Referendum

KAMIS, 13 OKTOBER 2022 | 06:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penegakkan hukum menggunakan hijab perlu dikaji ulang. Pernyataan itu disampaikan oleh seorang mantan ketua parlemen di Iran, di tengah protes keras yang mengguncang negara itu, yang saat  ini memasuki minggu keempat.

Ini adalah pernyataan yang sangat kontras dari seorang elit politik di negara itu. Ali Larijani terang-terangan mengatakan pendapatnya yang sangat kontras dengan kebijakan pemimpin tertinggi  Ayatollah Ali Khamenei, parlemen dan pasukan keamanan

Dalam wawancara dengan situs berita Iran, Rabu (12/10), Larijani menyarankan untuk memeriksa kembali kebijakan tentang wajib hijab itu.


"Jilbab memiliki solusi budaya, tidak perlu keputusan dan referendum. Saya menghargai jasa kepolisian dan Basij (milisi paramiliter), tetapi beban mendorong jilbab ini tidak boleh dibebankan kepada mereka," katanya, seperti dikutip dari Arab News.

Ketika sebuah fenomena budaya menyebar luas, respons yang kaku terhadapnya bukanlah obatnya.

"Orang-orang dan anak-anak muda yang turun ke jalan adalah anak-anak kita sendiri. Dalam sebuah keluarga, jika seorang anak melakukan kejahatan, mereka mencoba membimbingnya ke jalan yang benar, masyarakat membutuhkan lebih banyak toleransi," tegas Larijani, yang mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan tahun lalu.

Mengacu pada pilihan berhijab atau tidak, Larijani mencatat bahwa sebelum revolusi Iran 1979, mengenakan hijab adalah pilihan, dan orang-orang melakukannya dengan sukarela.

“Pemerintahan Islam berarti bahwa orang-orang mengatur urusan mereka sendiri. Demikian pula dalam hal keadilan sosial. Jika urusan dikelola oleh rakyat, bakat mereka akan berkembang," katanya. Menambahkan bahwa ketika  kaum muda tidak menerapkan salah satu hukum syariah dengan benar dari sudut pandang intelektual dan sosial, maka itu bukan berarti 100 persen ia bersalah.

“Ini seperti orang yang terkena migrain, tapi kami memberikan resep untuk penyakit jantung yang semua arterinya tertutup. Dalam masalah hijab, kami berada dalam situasi ini,” tekannya.

Iran terkepung dengan aksi protes yang mematikan yang berlangsung sejak kematian Mahsa Amini, seorang gadis muda yang ditangkap Polisi Moral karena ia tidak mengenakan hijabnya dengan benar.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya