Berita

Foto orangtua Mahsa Amini berpelukan di rumah sakit Kasra, Iran. Diambil dan diunggah Niloofar Hamedi pada 16 September lalu/Net

Dunia

Dianggap Bahayakan Negara, Jurnalis yang Bocorkan Kematian Mahsa Amini Ditangkap

RABU, 12 OKTOBER 2022 | 11:58 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Berita kematian Mahsa Amini, seorang gadis berusia 22 tahun yang mengembuskan nafas terakhirnya setelah berada dalam tahanan polisi moral, menjadi pemicu dari maraknya aksi protes dan kerusuhan di berbagai wilayah Iran.

Seorang jurnalis asal Iran, Niloofar Hamedi yang mendedikasikan tulisannya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, ditangkap oleh otoritas setempat karena mendokumentasikan potret orangtua Mahsa Amini yang saling berpelukan di rumah sakit Teheran, tempat putrinya dirawat.

Aksi Hemedi yang mengunggah foto tersebut di Twitter pada 16 September lalu, dinilai membahayakan stabilitas negara karena membuat warga yang marah jadi semakin emosional. Dikhawatirkan itu akan menjadi pemicu lanjutan dari aksi protes yang telah menewaskan ratusan orang sejauh ini.


Unggahan tersebut menjadi yang terakhir sebelum jurnalis yang bekerja di harian pro-reformasi, Sharq, ditangkap dan akun Twitter-nya ditangguhkan.

"Pagi ini, agen intelijen menggerebek rumah klien saya Niloofar Hamedi, menangkapnya, menggeledah rumahnya, dan menyita barang-barangnya," cuit pengacara Hamedi, Mohammad Ali Kamfirouzi pada 22 September lalu.

Kamfirouzi menyatakan bahwa saat ini, Hamedi belum didakwa dan masih ditahan di sel isolasi di penjara Evin Iran.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) telah meminta pihak berwenang Iran untuk segera dan tanpa syarat membebaskan semua jurnalis yang ditangkap karena liputan mereka tentang kematian serta protes Mahsa Amini.

Menurut CPJ, tak hanya Hamedi, bulan lalu terdapat sekitar 28 wartawan telah ditahan oleh pasukan keamanan Iran.

Hamedi dikenal sebagai jurnalis yang pemberani yang bersemangat dalam mengangkat isu-isu dan hak-hak perempuan.

"Dia selalu melampaui batasnya untuk menjadi suara wanita tak bersuara yang dirampas haknya, baik oleh ayah, suami, atau batasan sosial," kata salah satu temannya.

Editor Hamedi, Shahrzad Hemmati berharap rekannya dapat kembali ke kantor, meletakkan tasnya di atas meja dan kembali menulis tentang perempuan-perempuan tak dikenal yang menjadi korban stereotip di Iran.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya