Berita

Hasil Voting debat tentang situasi kemanusiaan pada komunitas Uighur di Xinjiang China pada Kamis (6/10)/Net

Dunia

Tolak Rencana Debat Situasi HAM di Xinjiang, Indonesia: Tidak akan Ada Kemajuan jika Tanpa Persetujuan China

JUMAT, 07 OKTOBER 2022 | 12:21 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemungutan suara yang digelar Dewan HAM PBB pada Kamis (6/10) untuk melakukan debat tentang  situasi kemanusiaan pada komunitas Uighur di Xinjiang China, gagal dilakukan karena mayoritas negara di forum menolak rancangan tersebut.

Indonesia menjadi salah satu dari 19 negara yang memutuskan untuk menolak mosi yang diajukan Dewan HAM. Sementara, 17 negara mayoritas koalisi Barat setuju dan 11 lainnya memilih untuk tidak memberikan sikap atau abstain.

Penolakan RI terhadap kasus Uighur di Dewan HAM cukup mengejutkan dan menjadi sorotan internasional. Sejauh ini Indonesia merupakan negara dengan mayoritas masyarakat beragama Islam dan sangat konsisten dalam mendukung kemerdekaan serta kemanusian di Palestina.


Muncul banyak pernyataan, mengapa Indonesia tidak melakukan hal yang sama pada etnis muslim Uighur.

Wakil Tetap RI di Jenewa, Febrian A Ruddyard, dalam keterangannya pada Jumat (7/10) mengklarifikasi bahwa sikap penolakan Indonesia diambil karena melihat rancangan debat yang diajukan barat tidak akan menyelesaikan masalah HAM di wilayah tersebut, terlebih China sebagai pemegang otoritas wilayah tidak memberikan dukungan.

"Indonesia memandang, pendekatan yang diajukan oleh negara pengusung dalam Dewan HAM hari ini tidak akan menghasilkan kemajuan yang berarti. Utamanya karena tidak mendapat persetujuan dan dukungan dari negara yang berkepentingan," ujarnya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, lanjut Febrian, Indonesia tidak dalam posisi untuk mendukung rancangan keputusan mengenai penyelenggaraan debat tentang situasi HAM di Wilayah Otonomi Xinjiang.

Meski begitu, Febrian mengatakan jika Indonesia berkomitmen teguh untuk terus terlibat dalam mempromosikan dan melindungi HAM di Xinjiang.

"Tujuan utama dari diskusi dan keterlibatan Indonesia dimaksud adalah untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan saudara-saudari Muslim kita di Xinjiang," jelasnya.

Menurut Febrian, dalam beberapa tahun terkahir Indonesia juga telah melakukan diskusi dengan Pemerintah dan masyarakat Tiongkok terkait pemajuan dan perlindungan HAM pada umat Muslim Uyghur.

"Diskusi serupa juga sudah terjalin di antara organisasi masyarakat Islam di kedua negara. Selain itu, Indonesia juga terus bekerja sama dengan negara-negara OKI lainnya untuk membahas isu ini," ungkap Febrian.

Seperti dikutip dari AFP, usulan pemungutan itu dibawa oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pada bulan lalu. Namun, dalam Voting yang digelar pada Kamis (6/10), rancangan tersebut mengalami kekalahan, dengan 17 dari 47 suara yang setuju.

"Ini adalah kemenangan bagi negara-negara berkembang dan kemenangan bagi kebenaran dan keadilan," cuit juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Sementara AS dan Amnesti International mengutuk pemungutan suara tersebut karena telah mengkhianati korban HAM.

"Amerika Serikat mengutuk pemungutan suara hari ini yang mencegah diskusi tentang Xinjiang," tulis Duta Besar AS untuk dewan, Michele Taylor di Twitter.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya