Berita

Presiden Rusia Vladimir Putin/Net

Dunia

OPEC Pangkas Produksi Minyak, Eropa Tak Punya Pilihan Selain Dekati Rusia?

KAMIS, 06 OKTOBER 2022 | 15:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas secara drastis produksi minyak hingga 2 juta barel per hari dinilai sebagai kesempatan untuk Rusia bangkit.

Pemangkasan terjadi di tengah gelombang sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap minyak Rusia. Bahkan Amerika Serikat (AS) telah meminta Arab Saudi untuk tidak mengurangi produksi minyaknya.

Menurut sejumlah pengamat, keputusan OPEC akan meningkatkan tekanan pada negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi pada minyak Rusia. Kenaikan harga minyak dunia akan memicu dilema negara-negara tersebut untuk mendekati Rusia.


Profesor hubungan internasional dari Universitas Boston, Igor Lukes mengatakan, sanksi yang diberlakukan negara-negara Uni Eropa pada minyak Rusia bertujuan untuk mengurangi pendapatan Kremlin yang digunakan untuk perang.

Lukes sendiri berharap agar negara-negara Barat tidak menyerah pada Rusia dengan melepaskan sanksi dengan pemangkasan produksi minyak dari OPEC.

Meski begitu, ia menyoroti ada sejumlah negara Uni Eropa yang condong ke Rusia dan lebih mungkin bergantung pada minyak Rusia. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan perpecaham di antara negara-negara Eropa.

"Negara-negara seperti Hongaria pada dasarnya ada di kantong Putin, tapi itu tidak berlaku secara keseluruhan karena misalnya, negara-negara Baltik, meskipun mereka sangat bergantung pada energi Rusia, mereka secara eksplisit sangat kritis terhadap Putin," kata Lukes, seperti dimuat Newsweek.

Sementara itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban telah menentang invasi Rusia ke Ukraina dan mendesak diberlakukannya gencatan senjata segera. Namun sejauh ini Hongaria tidak menjatuhkan sanksi untuk Rusia, mengingat negara itu sangat bergantung pada minyak dan gas dari Moskow.

Selaing Hongaria, beberapa negara Eropa juga mungkin mengancam untuk membatalkan sanksi mereka dengan harapan dapat menginspirasi Uni Eropa untuk mengambil tindakan yang lebih kuat dalam mendukung negara-negara tersebut saat harga minyak naik.

Dengan mengancam untuk membatalkan sanksi mereka, negara-negara dapat mendorong Uni Eropa untuk memberikan bantuan seperti menawarkan subsidi kepada negara-negara yang telah memberlakukan sanksi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya