Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Singapura Mungkin Akan Terseret Seandainya Perang antara China dan Taiwan Pecah

SABTU, 01 OKTOBER 2022 | 13:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah pengamat menyoroti dampak yang akan terjadi di negara-negara Asia Tenggara terutama Singapura, seandainya konflik antara China dan Taiwan benar-benar meletus.

Hal itu dibahas selama diskusi panel bertema “Apa yang harus dilakukan negara-negara Asia Tenggara dalam konflik Taiwan?” yang diselenggarakan Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Universitas Nasional Singapura (NUS), Jumat (30/9) waktu setempat.

Salah satu dari tiga panelis, Chong Ja Ian dari NUS, mengatakan sebagian besar orang Singapura mungkin berpikir Taiwan jauh, dan perang di sana hanyalah ujian kekuatan antara China dan Amerika Serikat. Namun, menurutnya, pemikiran semacam itu gagal mempertimbangkan dampak konflik semacam itu terhadap jalur pelayaran dan penerbangan internasional.


"AS dan Australia hampir pasti akan terlibat, dan keduanya mempertahankan hubungan militer dan keamanan yang erat dengan Singapura," kata Chong, seperti dikutip dari Taiwan News, Sabtu (1/10).

Menurutnya, Singapura mungkin ingin menghindari, tetapi negara kota itu akan menghadapi tekanan dari AS dan China sejak dini.

Ratih Kabinawa dari University of Western Australia setuju dengan pendapat tersebut. Ia mengatakan negara-negara di luar mereka yang terlibat langsung konflik China-Taiwan masih perlu bersiap untuk dampak konfrontasi bersenjata.

"Saat ini, kawasan Asia Tenggara masih kurang siap menghadapi dampak dari kemungkinan perang antara China dan Taiwan," katanya.

Sementara itu Ivy Kwek dari International Crisis Group mengatakan Malaysia akan menghadapi masalah dengan kepentingannya di Laut China Selatan, dengan ekonominya, dan dengan keselamatan warganya di kawasan itu.

"Kekhawatiran tentang situasi di Selat Taiwan tidak boleh ditafsirkan sebagai Asia Tenggara memilih pihak antara China dan AS," katanya.

Ketegangan di kawasan Selat Taiwan semakin meningkat terutama setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei pada awal Agustus. Sejak itu Beijing meluncurkan serangkaian latihan militer skala besar di sepanjang garis pantainya, termasuk penembakan rudal di Taiwan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya