Berita

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres /Net

Dunia

Balas Guterres, Rusia: Selama Ini PBB Telah Menunjukkan Standar Ganda

SABTU, 01 OKTOBER 2022 | 06:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengecam referenum dan aksesi wilayah Donbas.  

Misi Tetap Rusia untuk PBB  menggambarkan pernyataan Guterres adalah contoh standar ganda. Dalam pernyataannya, Misi memaparkan bahwa sejauh ini PBB hanya diam pada banyak peristiwa 'pendudukan', seperti tentang tindakan Kyiv di Donbass pada 2014, tentang pendudukan Kosovo,  tidak pernah mengutuk pendudukan AS dan NATO di sebagian wilayah Suriah.

Warga Donbas memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Referendum dilakukan untuk menyuarakan keinginan rakyat yang selama ini tertindas. PBB mestinya membela setiap warga yang telah kehilangan hak-haknya.

"Dengan latar belakang ini, serangan langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB terhadap hak dasar penduduk wilayah DPR, LPR, Kherson dan Zaporozhie, untuk menentukan nasib sendiri,  merupakan contoh lain dari standar ganda," kata Misi itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari RT.

Guterres pada Kamis mengatakan bahwa referendum Donbas bertentangan dengan Piagam PBB dan tidak dapat diakui, dan bahwa aksesi empat wilayah merupakan tindakaan yang mencemooh Piagam PBB.

"Kami menyesal bahwa alih-alih bertindak seperti yang diharapkan PBB, Sekretaris Jenderal malah memilih untuk mempengaruhi posisi Negara-negara Anggota PBB menjelang inisiasi yang diantisipasi oleh negara-negara Barat dari pembahasan masalah referendum di GA, " bunyi pernyataan Misi Rusia itu.

Referendum untuk menjadi bagian dari Rusia diadakan di DPR dan LPR, serta di wilayah Zaporozhye dan Kherson dari tanggal 23 hingga 27 September. Mayoritas penduduk mereka memilih untuk menjadi bagian dari Rusia.

Pada Jumat (30/9), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan perjanjian aksesi terhadap empat wilayah tersebut dan mensahkannya sebagai bagian dari Rusia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya