Berita

Dunia

Belasan Pejabat Indonesia Jadi Target Spyware Pegasus Israel Tahun Lalu

JUMAT, 30 SEPTEMBER 2022 | 10:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tahun lalu pejabat pemerintah dan militer Indonesia telah menjadi sasaran peretasan mata-mata perangkat lunak atau spyware pegasus yang dirancang oleh sebuah perusahaan pengawasan siber asal Israel.

Seperti dimuat Reuters pada Jumat (30/9), berdasarkan keterangan dari sembilan informan yang mengetahui masalah tersebut, enam diantaranya menyatakan diri telah menjadi target spyware setelah menerima e-mail dari Apple yang berisi peringatan.

Menurut sejumlah informan, keenam target tersebut antara lain Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto, personel senior militer, dua diplomat regional, penasihat di Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri Indonesia dan seorang direktur di perusahaan milik negara Indonesia yang menyediakan senjata untuk TNI.


Masih belum jelas siapa yang membuat atau menggunakan spyware untuk menargetkan pejabat Indonesia, sejauh mana itu berhasil dan akan digunakan untuk apa oleh para peretas.  

Perusahan Apple menolak untuk berkomentar tentang isu tersebut. Mereka juga masih belum mengungkapkan identitas atau jumlah pengguna yang ditargetkan di Indonesia.

Juru bicara pemerintah Indonesia, militer Indonesia, Kementerian Pertahanan Indonesia dan Badan Siber dan Sandi Indonesia (BSSN) juga tidak menanggapi pertanyaan yang diajukan Reuters melalui e-mail.

Apple dan peneliti keamanan mengatakan bahwa para korban menerima peringatan melalui perangkat lunak ForcedEntry canggih yang digunakan oleh perusahaan pengawasan siber Israel NSO Group untuk memata-matai dari jarak jauh dan tidak terlihat dengan mengendalikan iPhone.

Menurut pengawas keamanan siber Citezen Lab, pada September 2021, ForcedEntry memanfaatkan kelemahan pada iPhone melalui teknik peretasan baru yang tidak memerlukan interaksi pengguna.

Sementara itu, seorang juru bicara NSO membantah bahwa perangkat lunaknya terlibat dalam penargetan pejabat Indonesia. Mereka menyatakan tidak mungkin secara kontrak dan teknologi dapat melakukannya.

NSO menegaskan jika mereka tidak akan mengungkapkan identitas pelanggannya secara bebas dan hanya menjual produknya kepada entitas pemerintah yang sah dan terverifikasi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya