Berita

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna/Net

Dunia

Rusia Gelar Referendum, Ukraina Desak Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Lebih Keras

RABU, 28 SEPTEMBER 2022 | 15:29 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Upaya aneksasi Rusia di empat wilayah Ukraina telah memantik kemarahan Kyiv yang kini mulai mendesak Uni Eropa untuk lebih menekan Rusia lewat sanksi ekonominya.  

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan sanksi yang dijatuhkan saat ini tidak akan cukup untuk menghukum Rusia atas referendum yang bertujuan untuk mencaplok empat wilayah Ukraina, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

"Tidak akan cukup hanya dengan membatasi diri dari Kremlin. Jika sanksi yang dikeluarkan untuk merespon referendum lemah, maka Rusia tak akan ragu untuk mengakuisisi wilayah lain di Ukraina," jelasnya saat berdialog dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna di Kyiv pada Selasa (27/9).

Merujuk pada paket sanksi kedelapan Uni Eropa, Kuleba akan melihat seberapa serius negara-negara Barat mampu menangani masalah referendum yang dilakukan Kremlin. Kuleba juga menegaskan jika negaranya tidak akan mengubah sikap dan akan tetap melanjutkan pertempuran dengan Rusia di medan perang.  

"Tindakan Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak akan mempengaruhi politik, diplomasi, dan tindakan Ukraina di medan pertempuran," tegasnya.

Sementara itu, Colonna kembali menyampaikan komitmennya untuk memberikan bantuan besar-besaran pada Ukraina, termasuk bantuan kemanusiaan, bantuan keuangan, bantuan militer dan diplomatik dengan total lebih dari Rp 30 triliun.

Colonna menyatakan jika saat ini banyak negara yang tidak lagi percaya pada Rusia, termasuk Ukraina bersama negara Barat yang menyebut referendum tersebut palsu dan dibuat secara ilegal.

"Rusia semakin terisolasi. Tidak ada yang mendukung presentasinya di Dewan Keamanan PBB. Karena narasinya tidak lagi koheren. Hingga kita bertanya-tanya apakah Rusia bisa dipercaya," ujarnya.  

Rusia yang berhasil menduduki beberapa wilayah Ukraina dalam invasi sejak 24 Februari lalu, telah mengadakan referendum untuk bergabung dengan Moskow yang digelar selama lima hari pada 23-27 September di Kherson, Luhansk, Donetsk dan Zaporizhzhia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya