Berita

Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/Net

Dunia

Bertemu Menlu India, Antony Blinken Bela Kesepakatan F-16 Antara AS dan Pakistan

RABU, 28 SEPTEMBER 2022 | 09:26 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) membela diri atas penjualan jet tempur F-16 ke Pakistan di tengah gelombang kritik yang datang dari sekutunya, India.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar di Washington pada Selasa (27/9), sehari setelah bertemu rekannya dari Pakistan.

Blinek membela kesepakatan penjualan F-16 senilai 450 juta dolar AS untuk Pakistan yang telah disetujui pada bulan ini. Ia mengatakan kesepakatan itu sebatas pemeliharaan armada Pakistan yang sudah ada.


"Ini bukan pesawat baru, sistem baru, senjata baru. Ini mempertahankan apa yang mereka miliki," kata Blinken dalam konferensi pers, seperti dikutip The Straits Times.

"Program Pakistan meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi ancaman teroris yang berasal dari Pakistan atau dari kawasan. Tidak ada kepentingan siapa pun bahwa ancaman itu dapat diteruskan tanpa hukuman," lanjutnya.

Sementara itu, Jaishankar tidak melontarkan kritiknya di depan umum. Namun pada Minggu (25/9), ia menyoroti tindakan AS tersebut di sebuah pertemuan komunitas India di Amerika.

"Untuk seseorang yang mengatakan, saya melakukan ini karena ini untuk kontra-terorisme, ketika Anda berbicara tentang pesawat seperti kemampuan F-16, semua orang tahu di mana mereka dikerahkan,” kata Jaishankar, mengacu pada posisi melawan India.

"Sejujurnya, ini adalah hubungan yang tidak berakhir dengan melayani Pakistan dengan baik atau melayani kepentingan Amerika dengan baik," tambahnya.

Aliansi AS-Pakistan, yang lahir dari Perang Dingin, telah berselisih karena hubungan Islamabad dengan rezim Taliban di Afghanistan. Militer Pakistan bergantung pada peralatan AS tetapi hubungan itu memburuk selama perang dua dekade AS di Afghanistan.

Washington percaya bahwa unsur-unsur di Islamabad tidak pernah memutuskan dukungan untuk Taliban, yang merebut kembali kekuasaan tahun lalu.

India secara historis telah membeli peralatan militer dari Moskow dan telah menekan AS untuk mengesampingkan sanksi terkait pembelian perangkat keras militer "signifikan" dari Rusia.

Berbicara di sebelah Blinken, Jaishankar mencatat bahwa India dalam beberapa tahun terakhir juga melakukan pembelian besar-besaran dari Amerika Serikat, Prancis, dan Israel.

"India menilai kualitas dan persyaratan pembelian dan kami menjalankan pilihan yang kami yakini sebagai kepentingan nasional kami," ucapnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya