Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Kiriman Barat untuk Menyerang Wilayah yang Direbut Rusia

RABU, 28 SEPTEMBER 2022 | 07:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat memberikan lampu hijau kepada pasukan Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menargetkan setiap wilayah yang akan bergabung dengan Rusia.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menegaskan hal itu pada Selasa (27/9) waktu setempat, dengan alasan bahwa Washington menganggap referendum yang dilakukan di Donetsk, Luhansk, Zaporozhye dan Kherson tidak sah.

"Kami tidak akan pernah mengakui pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia," kata Blinken pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari India Subrahmanyam Jaishankar di Washington.

“Ukraina memiliki hak mutlak untuk mempertahankan diri di seluruh wilayahnya, termasuk untuk mengambil kembali wilayah yang telah direbut secara ilegal, dengan satu atau lain cara, oleh Rusia. Dan peralatan, senjata yang kami dan banyak negara lain sediakan, telah digunakan dengan sangat efektif untuk melakukan hal itu," ujarnya,  seperti dikutip dari RT, Rabu (28/9).

Blinken menegaskan, Ukraina akan terus melakukan apa yang perlu mereka lakukan untuk mendapatkan kembali tanah yang telah diambil. "Kami akan terus mendukung mereka dalam upaya itu," kata Blinken.

Pada konferensi pers Rabu Blinken juga menuduh Rusia melakukan “skema jahat” untuk mendeportasi atau “menghilangkan” penduduk lokal Ukraina dan mengangkut orang Rusia untuk ikut dalam referendum yang dimanipulasi untuk dianeksasi oleh Moskow.

AS dan sekutunya telah memasok Ukraina dengan berbagai senjata, termasuk artileri tabung dan roket.

Juni lalu, ketika AS pertama kali mengirim artileri roket jarak jauh HIMARS ke Ukraina, Blinken mengatakan dia telah menerima jaminan dari Kyiv bahwa mereka menggunakan senjata itu untuk menyerang melainkan hanya untuk bertahan, dan bahwa dia mempercayai mereka karena ikatan kepercayaan yang kuat.

Pasukan Kyiv sejak itu dilaporkan menggunakan senjata yang dipasok AS untuk menargetkan warga sipil di Donbass, Kherson dan Zaporozhye, yang berada di bawah kendali Rusia. Ukraina juga mengebom Krimea dan kota- kota perbatasan di wilayah Kursk dan Belgorod di Rusia.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya