Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Kebijakan Nol-Covid China Abaikan Keselamatan Warga Tibet

SELASA, 27 SEPTEMBER 2022 | 10:07 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kebijakan nol-Covid yang diberlakukan Pemerintah China membuat warga Tibet menderita.  Banyak warga mengeluh lantaran kebijakan tersebut dianggap telah gagal untuk melindungi keselamatan serta keamanan warga Tibet.

"Kebijakan nol-Covid menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan. Salah urus wabah pandemi di Tibet hanya mengekspos implementasi kebijakan Covid Beijing yang gagal," tulis siaran pers Administrasi Tibet Pusat, yang dikutip dari Ani News pada Senin (26/9).

Wabah Covid pertama kali secara resmi diumumkan di Tibet pada 8 Agustus 2022 tahun ini, dengan 22 kasus positif Covid terdeteksi di daerah Lhasa dan Ngari. Dalam beberapa minggu setelahnya, sedikitnya 3.627 orang dilaporkan positif. Penguncian ketat kemudian segera diberlakukan oleh pemerintah di Lhasa, Shigatse, dan Ngari.

Pemerintah China dikabarkan kerap kali menyeret paksa warga Tibet ke pusat isolasi di Daerah Otonomi Tibet (TAR), dengan keluarga mereka yang harus menanggung ketidakpastian dari pemulangan dan pembaruan kabar tentang pasien isolasi.

Saat ini, diperkirakan 53.076 orang tinggal di dalam TAR. Menurut rilis tersebut, fasilitas karantina saat ini padat dan penuh sesak akibat melonjaknya pasien isolasi yang terus dipaksa masuk. Warga Tibet juga menderita kelangkaan makanan, serta kekurangan pasokan medis yang cukup. Kondisi hidup di dalam pusat isolasi tersebut dikabarkan tidak higienis dan sangat tidak layak, sedangkan, seharusnya pusat isolasi menjadi tempat yang paling aman untuk berlindung dari virus Covid-19, namun keadaan di Tibet menyatakan sebaliknya.

Beberapa penduduk mengatakan bahwa kondisi mereka jauh lebih buruk daripada seorang tahanan, seorang warga Tibet lainnya sering dipukuli karena memprotes situasi kehidupan mereka yang mengerikan di bawah penguncian Covid yang ketat.

Sementara pemerintah China terus menutupi kasus ini dengan mengklaim tidak ada kekurangan dalam penerapan kebijakan nol-covidnya selama wabah covid terbaru di Tibet. Mereka juga mengaku telah memberikan layanan medis yang berkualitas tinggi dan pasokan komoditas penting yang tepat waktu, yang disebut dalam rilis tersebut sebagai klaim palsu.

Beberapa video yang dibuat oleh media pemerintah bahkan menggambarkan pejabat Partai Komunis China sebagai pahlawan dalam pertempuran sengit melawan Covid. Sementara, banyak warga Tibet yang kini menderita akibat kebijakan nol-covid yang diterapkan oleh pemerintah China.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Gegara Tidak Dipinjami Uang, Tante Nekat Habisi Nyawa Keponakan

Rabu, 24 April 2024 | 23:50

Rupiah Melemah, Suku Bunga BI Naik Jadi 6,25 Persen

Rabu, 24 April 2024 | 23:47

Amankan Posisi Ketum PKB, Cak Imin Harus Merapat ke Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 23:20

Aktivis Pergerakan Punya Peran Penting dalam Kemenangan Prabowo

Rabu, 24 April 2024 | 23:03

BPJPH Yakinkan Negara OKI Soal Implementasi Wajib Halal Oktober 2024

Rabu, 24 April 2024 | 22:47

Gibran Belanja Masalah Seluruh Indonesia

Rabu, 24 April 2024 | 22:43

Si Doel Lebih Dibutuhkan Banten Dibanding Jakarta

Rabu, 24 April 2024 | 22:33

Kehadiran Amin di KPU Melegitimasi Kemenangan Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 22:03

Cik Ujang Pastikan DPD Demokrat Sumsel Tak Ada Polemik

Rabu, 24 April 2024 | 21:43

Petugas Rutan Palembang Diperiksa Buntut Foto Bacagub Sumsel dan Alex Noerdin di Lapas Beredar

Rabu, 24 April 2024 | 21:37

Selengkapnya