Berita

Banjir Pakistan/Net

Dunia

Sharif: Hanya Menyumbang Satu Persen Emisi Karbon, Pakistan Membayar Mahal dengan Bencana Banjir yang Mengerikan

SENIN, 26 SEPTEMBER 2022 | 07:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

RMOL.  Perubahan iklim tidak akan menyelamatkan negara-negara dari bencana alam seperti yang dialami Pakistan baru-baru ini.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan kesedihan mendalamnya atas musibah banjir yang selama berminggu-minggu merendam sepertiga dari negara dan membuat jutaan penduduk termasuk anak-anak menderita kelaparan, kedinginan dan berisiko terkena penyakit yang ditularkan melalui air.

“Selama 40 hari 40 malam, banjir merendam negara kami,  memecahkan rekor cuaca selama berabad-abad, menantang semua yang kami ketahui tentang bencana dan bagaimana mengelolanya,” kata Sharif, seperti dikutip dari CNN Minggu (25/9).

“Di titik nol perubahan iklim ini, 33 juta orang, termasuk perempuan dan anak-anak, sekarang berisiko tinggi dari bahaya kesehatan,” katanya lagi.

Negaranya membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk bangkit dari bencana tersebut terutama ada banyak daerah yang terdampak paling parah.

"Apa yang saat ini terjadi di Pakistan, itu tidak akan berlangsung lama. Bencana ini akan segera pergi dari Pakistan," tekadnya, menambahkan bahwa negaranya harus bergerak cepat untuk bangkit dari musibah dan bahwa kehidupan telah "berubah".

Ia kemudian menyayangkan bahwa negaranya harus menanggung bencana ini padahal Pakistan hanya menyumbang kurang dari satu persen emisi karbon.

"Mengapa orang-orang saya membayar harga dari pemanasan global yang begitu tinggi, padahal ini bukan semata kesalahan mereka sendiri? Alam telah melepaskan kemarahannya pada Pakistan tanpa melihat jejak karbon kita, yang hampir tidak berarti apa-apa," katanya.

Dia mengatakan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat untuk berkumpul dan bertindak segera  sebelum terlambat, sebelum musibah lainnya datang menimpa negara lainnya.

Data Uni Eropa mencatat, Pakistan menyumbang satu persen emisi karbon, namun  menurut Indeks Risiko Iklim Global, Pakistan adalah negara kedelapan yang paling rentan terhadap krisis iklim, kondisi yang disebut Sharif sebagai ketidakadilan iklim.  

Menurutnya, "sepenuhnya masuk akal" untuk mengharapkan keadilan atas kerugian dan kerusakan yang dialami negaranya, kepada negara-negara kaya yang menyumbang lebih banyak emisi karbon.

Sharif mengatakan kepada PBB selain nyawa yang hilang, satu juta rumah telah hancur dan satu juta lainnya rusak. Dia juga mengatakan bahwa lebih dari satu juta hewan ternak telah terbunuh dan empat juta hektar tanaman telah hanyut.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya