Berita

Ferdy Sambo saat menjalani sidang etik/Net

Presisi

Polri Bantah Pernyatan Prof Muradi Soal Kakak Asuh dan Adik Asuh Ferdy Sambo

JUMAT, 23 SEPTEMBER 2022 | 22:49 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Polri membantah pernuyataan guru besar politik dan keamanan Universitas Padjadjaran Prof Muradi soal backup kakak asuh dan adik asuh yang membuat Ferdy Sambo percaya diri hukumannya ringan atas pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.

“Terkait kakak asuh adik asih itu kan kembali lagi hanya dugaan. Tapi yang jelas saya sudah berkoordinasi dengan pak Dir maupun Propam itu tidak ada,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (23/9).

Sebenarnya, kata Dedi, dengan sanksi Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) yang diberikan kepada Ferdy Sambo secara tak langsung membantah isu kakak asuh tersebut.

"Pokok substansinya adalah sidang kode etik yang sudah dilaksanakan dan banding. Dari hasil keputusan banding yang bersifat kolektif kolegial dan sudah diputuskan PTDH," ujar Dedi.

Prof Muradi sebelumnya menyampaikan kalau Ferdy Sambo percaya diri menghadapi kasus pembunuhan ini lantaran masih dibackup oleh kakak asuh dan adik asuhnya di kepolisian.

Muradi mencontohkan, ketika ada perbedaan antara animasi rekonstruksi pembunuhan Yosua Hutabarat yang dirilis oleh Bareskrim Polri dan rekonstruksi di TKP rumah dinas Ferdy Sambo ketika menjabat Kadiv Propam di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," kata Muradi.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi. Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," tambah Muradi.


Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya