Berita

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan penduduk Filipina untuk menandai deklarasi darurat militer diktator Ferdinand Marcos pada lima dekade lalu/Reuters

Dunia

Kenang 50 tahun Darurat Militer Terkelam, Filipina Gelar Aksi Unjuk Rasa

KAMIS, 22 SEPTEMBER 2022 | 08:03 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Penduduk Filipina mengadakan aksi protes di beberapa kota untuk memperingati 50 tahun deklarasi darurat militer mendiang diktator Ferdinand Marcos, ayah dari Ferdinand Marcos Jr, presiden Filipina yang saat ini tengah berkuasa.

Para penyintas darurat militer, kelompok hak asasi, organisasi masyarakat sipil, dan mahasiswa, berkumpul dan berbondong-bondong menuju Plaza Miranda di Quiapo Manila, untuk menunjukkan kekuatan mereka serta kembali mengingatkan seluruh masyarakat tentang rezim terkelam dalam sejarah Filipina.

Beberapa peserta demonstran menganggap bahwa seorang diktator akan kembali hidup di tangan Ferdinand Marcos Jr. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Tidak akan lagi” untuk kediktatoran yang diperkirakan hidup kembali.


“Begitu banyak pengorbanan setelah kediktatoran Marcos untuk mengkonsolidasikan demokrasi, bagi saya tampaknya mereka telah tersapu oleh bombardir disinformasi yang memungkinkan kembalinya seorang Marcos (Ferdinand Jr) ke tampuk kekuasaan,” ujar May Rodriguez, salah satu korban penyiksaan darurat militer, yang dikutip dari EFE pada Rabu (21/9).

Menurut laporan dari Amnesty Internasional, selama darurat militer pada 21 September 1972  dan berlangsung selama 11 tahun, sedikitnya 3.257 orang terbunuh, lebih dari 70.000 dipenjara dan lebih dari 35.000 orang mengalami penyiksaan. Pelanggaran HAM juga kerap terjadi di bawah rezim ini.  Selain itu banyak media yang dibredel, serta lawan politik yang dianiaya.

Beberapa peserta aksi mengenakan topeng buaya untuk melambangkan korupsi keluarga Marcos. Berdasarkan berbagai perkiraan, keluarga mendiang tirani ini telah menjarah sekitar 5 miliar hingga 10 miliar dolar dari kas negara.

Sebelum aksi demonstrasi digelar, beberapa kelompok mendirikan jaringan “ML@50” untuk mengkonsolidasikan kegiatan mereka. ML@50 adalah informasi publik, pendidikan, dan gerakan budaya, yang diluncurkan untuk mengingat penerapan kekuasaan militer diktator lima dekade lalu.

Jaringan tersebut khususnya ditujukan untuk melawan distorsi dan penyangkalan sejarah di tengah kembalinya keluarga Marcos yang berkuasa.

Dalam sebuah wawancara pada minggu lalu, Marcos Jr membenarkan pemberlakuan darurat militer yang terjadi pada lima dekade lalu.

Akan tetapi Presiden itu berargumen bahwa darurat militer diumumkan oleh ayahnya untuk mengatasi dua perang yang dihadapi oleh dua front, ia mengacu pada pemberontakan komunis dan perang separatis di Mindanao.

Selanjutnya dalam wawancara tersebut, Marcos Jr telah membantah bahwa dinasti Marcos sedang menulis ulang sejarah negaranya baru-baru ini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya