Berita

Diskusi bertema "Antisipasi Skandal Demokrasi 2023 dengan Saksi Demokrasi" yang digelar SKI, Minggu (18/9)/RMOL

Politik

SKI: Pemilu Hanyalah Satu Bagian dari Demokrasi, Jangan Sampai Didangkalkan!

SENIN, 19 SEPTEMBER 2022 | 01:54 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Situasi politk yang berkembang akhir-akhir ini mengindikasikan betapa tidak mudahnya menghadirkan aspirasi rakyat yang menginginkan tampilnya figur pemimpin yang memiliki kredibilitas dan intergritas.

Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), Raharja Waluya Jati menuturkan, fenomena yang terjadi belakangan ini merupakan bagian dari pendangkalan demokrasi. Pasalnya, ada kemungkinan skenario yang mengingkari suara rakyat berjalan secara teknis prosedural yang jauh dari makna dan substansi demokrasi itu sendiri.

“Pemilu hanyalah satu bagian dari demokrasi. Jangan sampai demokrasi didangkalkan dengan menempatkan pemilu sama dengan demokrasi, atau pemilu adalah demokrasi dan sebaliknya,” ucap Raharja Waluya Jati dalam acara diskusi yang digelar SKI bertema "Antisipasi Skandal Demokrasi 2023 dengan Saksi Demokrasi", Minggu (18/9).

Menurutnya, demokrasi adalah tentang gerak hidup rakyat. Ukuran utamanya adalah perikehidupan rakyat. Dengan demikian, kualitas demokrasi akan menentukan kualitas perikehidupan rakyat.

“Rakyat adalah pihak yang paling berkepentingan dengan jalannya demokrasi. Jika kita cermati, demokrasi Indonesia bukanlah demokrasi prosedural. Demokrasi Indonesia merupakan anak kandung dari kemerdekaan yang demikian berwatak emansipasi,” bebernya.

Raharja menambahkan, pemilu merupakan salah satu dari praktik demokrasi di Indonesia. Maka dari itu harus berjalan sesuai watak emansipasi dan watak sosialnya.

Atas dasar itu, demokrasi harus melahirkan dua hal. Pertama, gagasan terbaik yang menjadi jawaban atas masalah bangsa, kini, dan yang akan datang. Kedua, pribadi-pribadi pilih tanding, baik secara moral, dan kapasitas.

“Pribadi yang demikian tentunya mengerti sejarah bangsa, penderitaan rakyat dan bagaimana cara membawa bangsa kepada masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Lalu untuk mencapai itu, rakyat harus mendapat ruang kesempatan ikut mengontrol jalannya demokrasi. Lebih khususnya proses pemilu sejak sebelum, pada saat, dan setelahnya.

“Rakyat punya hak untuk mendapatkan yang baik, bebas, dan jurdil,” tutupnya.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Jelang Piala AFF dan AFC, 36 Pemain Masuk Seleksi Tim U-16 Tahap Dua

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:02

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga DIminta Tak Beraktivitas

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:25

Kemnaker Gelar Business Meeting Pengembangan SDM Sektor Pariwisata

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:11

2.098 Warga Terjangkit DBD, Pemkot Bandung Siagakan 41 Rumah Sakit

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:01

Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Ringan

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:21

Warga Diimbau Lapor RT sebelum Mudik Lebaran

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:11

Generasi Z di Jakarta Bisa Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:04

Surat Dr Paristiyanti Nuwardani Diduga jadi Penyebab TPPO Farienjob Jerman

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:00

Elektabilitas Cak Thoriq Tak Terkejar Jelang Pilkada Lumajang

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:42

Satpol PP Diminta Jaga Perilaku saat Berinteraksi dengan Masyarakat

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:31

Selengkapnya