Berita

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres/Net

Dunia

Lewat Telepon, Menlu Kirgistan Laporkan Konflik dengan Tajikistan pada Sekjen PBB

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2022 | 23:35 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Menteri Luar Negeri Kirgistan Zheenbek Kulubaev dan Sekjen PBB Antonio Guterres membahas sengketa perbatasan antara Kirgistan dan Tajikistan yang telah memakan puluhan korban melalui telepon pada Sabtu (17/9).

Seperti dimuat Anadolu Agency pada Minggu (18/9), Kulubaev memberi tahu Guterres terkait seluruh kerugian serta korban yang dialami negaranya akibat konflik tersebut.

Di antaranya ialah korban tewas dan luka-luka yang dialami penduduk sipil serta pengungsi internal, penghancuran berbagai fasilitas infrastruktur sosial dan sipil, termasuk sekolah dan bangunan tempat tinggal, serta penjarahan properti milik warga Kirgistan.

Lebih lanjut ia juga mengatakan kepada Guterres tentang upaya politik dan diplomatik yang akan ia lakukan pada tingkat yang berbeda untuk mengurangi ketegangan.

Menanggapi hal tersebut, Gutteres memberikan nasihat perlunya mencegah ketegangan dalam menghadapi konflik lebih lanjut. Ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan masalah ini melalui dialog damai yang konstruktif antara kedua belah pihak.

Melalui telepon tersebut, Sekjen PBB berencana untuk bertemu dengan Presiden Kirgistan Sadyr Zhaparov di New York pada 20 September mendatang.

Konflik perbatasan antara Kirgistan dan Tajikistan terjadi pada 14 September lalu. Konflik bersenjata tersebut kemudian memuncak dan berlangsung selama 10 jam, yang menewaskan 24 orang Kirgistan dan 129 lainnya terluka dalam pertempuran itu.

Pihak Tajik disebut telah merebut perbatasan desa Kirgistan dari pemukiman Kulundu, Maksat dan Jani-Jer dengan menggunakan tembakan, senjata serta peralatan canggih yang digunakan dalam konflik tersebut.

Kirgistan lantas mengumumkan keadaan darurat di wilayah Batken, tempat terjadinya lokasi bentrok dengan penjaga perbatasan Tajikistan. Sekitar 136 ribu penduduk dari desa Kirgistan dekat Tajikistan telah dievakuasi ke tempat yang aman.

Kedua negara memutuskan untuk membentuk komisi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan tersebut, akan tetapi pelanggaran gencatan senjata kerap kali masih dilakukan di area perbatasan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya