Berita

Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju saat mengumumkan kenaikan BBM subsidi dan pengalihan subsidi/Net

Politik

Dibanding Komoditi, Subsidi BBM Langsung akan Tingkatkan Konsumsi Masyarakat Kelas Bawah

SABTU, 10 SEPTEMBER 2022 | 13:45 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Subsidi BBM yang selama ini dilakukan pemerintah dinilai kurang tepat sasaran. Pasalnya, penggunaan BBM bersubsidi justru didominasi oleh masyarakat mampu.

“Di waktu lalu ketika pemerintah menaikkan harga Pertamax, pengguna beralih memakai Pertalite. Di sinilah kami lihat ada upaya mengambil hak ekonomi masyarakat kelas bawah,” kata Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba (PEMM), Muhamad Ikram dalam keterangannya, Sabtu (10/9).

Belajar dari pengalaman tersebut, ia menilai subsidi yang selama ini digelontorkan harus dialihkan langsung kepada manusianya, bukan komoditinya.


“Kalau misalkan yang disubsidi manusianya, maka kemampuan dan daya beli masyarakat itu meningkat,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah juga harus mengalokasikan APBN untuk hal-hal yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat, seperti pendidikan, infrastruktur, kesehatan, UMKM dan lain sebagainya.

Pemerintah telah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. BBM jenis Solar yang sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Lalu BBM jenis Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.

Sejalan dengan kenaikan tersebut, pemerintah mengalihkan subsidi BBM ke bantuan sosial dengan total dana subsidi Rp 24,17 triliun. Skema pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat.

Skema kedua, Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan total bantuan Rp 9,6 triliun. Bantuan ini diberikan kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan.

Ketiga, dana bantuan subsidi pemerintah melalui anggaran daerah dari pos Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) senilai 2 persen.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya