Berita

Pembangunan Tol Bawen-Salatiga/Net

Publika

Membangun Insfrastruktur

KAMIS, 08 SEPTEMBER 2022 | 08:42 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

PEMERINTAH ingin mewariskan pembangunan infrastruktur di mana-mana. Warisan ini sama sekali tidak mengejutkan. Metode pembangunan yang seperti itu pernah dijelaskan oleh Tagor Gunung Mulia (TGM) Harahap.

TGM Harahap adalah seorang Letnan Kolonel pensiunan, yang ketika setelah meninggal dunia mendapat kenaikan pangkat penghargaan dua tingkat menjadi Brigadir Jenderal.

Dia adalah seorang prajurit marinir yang oleh Jenderal Mohammad Yusuf diperbantukan ke Angkatan Darat. TGM Harahap adalah seorang wakil mertua dari Muchtar Siregar dan Hafsah Harahap.


Di akhir lima tahun perjalanan hidupnya, TGM Harahap rajin mendongeng. Mendongeng di meja makan, di ruang tamu, di ruang televisi keluarga, di taman depan dan belakang rumah, maupun dalam perjalanan ketika bersama-sama dalam mobil. TGM Harahap sungguh menjadi seorang pecinta HM Soeharto, tulen.

Menurut TGM Harahap, pembangunan infrastruktur dimana-mana tadi adalah salah satu metoda dalam membangun, yang diketahuinya ketika sekolah di Amerika Serikat.

Sekarang, Xi Jinping mengadopsi cara Amerika dengan membangun infrastruktur dimana-mana, hingga lintas negara-negara. Konsep Jalan Sutera, namanya. Ini tidak mengherankan, karena negara tirai bambu ketika membuka pintu masuk kepada Amerika Serikat, maka masuklah konsep-konsep pembangunan Amerika Serikat, berikut keterbukaan gaya Cowboy Texas Amerika.

Sebagaimana China, pemerintah membawa BUMN infrastruktur sebagai tulang punggung untuk melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di mana-mana tadi di dalam negeri.

Bukan dengan cara mencetak uang sendiri seperti China, melainkan pemerintah menggunakan kombinasi dana pembangunan dari APBN, aset BUMN, dan pinjaman dari China beserta berbagai sumber pendanaan pembiayaan, seperti Surat Utang Negara, Sukuk, dan lain sebagainya.

Kisah bahagia warisan pembangunan infrastruktur megalomania tadi diceritakan oleh pemerintah sebagai visi dan misi dalam membangun percepatan Indonesia menuju kemakmuran, kerukunan, dan persatuan serta kesatuan.

Masalahnya kemudian adalah terlupakanlah urusan tingkat pengembalian modal, atau titik impas, sehingga visi dan misi spektakuler yang sangat membanggakan itu membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terlihat berpenampilan lebih cepat menua dibandingkan ketika masih sekolah sarjana di Universitas Indonesia (UI) bersama teman-temannya.

Teman-temannya, UI di Bogor, UI di Bandung, maupun Universitas berdarah biru di Yogyakarta pun turut sibuk membantu secara positif, maupun berperan sebagai tokoh antagonis dalam merespons bagaimana mengamankan warisan pembangunan infrastruktur di mana-mana tadi, yang dibangun secara energik; dengan kening berkerut-kerut.

Bobot masalah bertambah, ketika periode pasca Covid-19 itu perekonomian dalam masa pemulihan. Sebenarnya solusi untuk urusan soal cerita manajemen keuangan “mencongak” tadi telah diulas dalam artikel “Membayar Utang”.

Masalahnya adalah editor mengganti satuan perhitungan utang, kemudian kepeningan bertambah, ketika sumber pembangunan dilakukan dengan menaikkan harga BBM.

Peneliti Indef, yang juga pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya