Berita

F-16 Angkatan Udara Taiwan, di latar depan, terbang di sisi pesawat pengebom H-6 Angkatan Udara China saat melintas di dekat Taiwan pada 10 Februari 2020/Net

Dunia

Jenderal AS: Menyerang Taiwan akan menjadi Operasi Militer Paling Sulit dalam Sejarah Beijing

KAMIS, 08 SEPTEMBER 2022 | 06:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Potensi pecahnya perang antara China dan Taiwan disinggung oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Berjangka Clinton Hinote selama panel Dewan Atlantik yang fokus pada masa depan perang udara.

Hinote dalam pernyataannya menegaskan kembali sikap Pentagon yang siap untuk menargetkan  logistik inti China jika negara itu menunjukkan agresinya terhadap Taiwan.

“Kami akan membuatnya sangat sulit untuk melakukan manuver ofensif terhadap teman-teman kami dan saya berharap musuh potensial kami, China, mungkin memikirkan hal itu jika mereka memikirkan kesulitan untuk melintasi selat 90 mil dan melawan Taiwan,” kata Hinote, seperti dikutip dari AP, Rabu (7/9).


Ia bersumpah China akan menyadari bahwa Washington tidak akan membiarkan logistik China mengalir begitu saja.

Pasukannya akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikannya dan menjadikannya salah satu operasi militer paling sulit dalam sejarah, "dan saya pikir kami memiliki kesempatan untuk melakukan itu," katanya.

Jenderal itu kembali ke topik perang potensial dengan China setelah dia ditanya tentang “ satu pelajaran ” yang dia harapkan dapat diambil oleh militer AS dari perang di Ukraina. Menurutnya,  mencapai dukungan logistik untuk perang (Ukraina) dengan intensitas seperti itu amatlah sulit.

Dia juga melontarkan ancaman invasi Taiwan untuk menggambarkan bagaimana pendekatan strategis AS perlu fokus pada menjaga keseimbangan kekuatan saat ini daripada menggulingkan atau mengganggu pusat-pusatnya.

“Kami ingin melihat status quo berlanjut! Kami tidak ingin melihat China datang melewati Selat Taiwan dan menginvasi Taiwan, atau mengirim rudal ke Jepang, atau melihat Rusia menyerang sekutu NATO,” tegasnya.

"Kemampuan militer kami harus mencerminkan itu," lanjut  Hinote.

Hinote telah lama meminta Pentagon untuk memperhatikan ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan militer China, bersikeras bahwa Beijing dengan cepat mengejar Washington.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya