Berita

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf/Net

Politik

Ketum PBNU: R20 Platform Diskusi Pemimpin Agama yang Jujur, Bukan Saling Mendakwahi

RABU, 07 SEPTEMBER 2022 | 16:14 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Presidensi G20 Indonesia turut dimanfaatkan sebagai ajang temu dan dialog pemimpin-pemimpin agama di dunia, yang pada pelaksanaannya dipimpin oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menerangkan, forum dialog yang akan mempertemukan pemimpin-pemimpin agama di negara anggota G20 ini memiliki gagasan berbeda dari forum dialog antaragama sebelum-sebelumnya.

"Gagasan dasar dari forum ini sebetulnya adalah keinginan untuk membuat satu platform diskusi antarpemimpin agama yang lebih jujur dan lebih langsung menyasar masalah-masalah nyata yang ada," ujar KH Yahya Cholil Staquf dalam jumpa pers di Hotel The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (7/9).


Sosok ulama yang kerap disapa Gus Yahya ini mengatakan, forum dialog antara pemimpin-pemipin agama di dunia sudah berlangsung sejak tahun 1980-an. Hanya saja, pendekatan dalam pertemuan tersebut tidak memberikan efek nyata terhadap kehidupan beragama di dunia.

"Selama itu, saya kira orang tidak bisa membantah bahwa yang terjadi di dalam dialog antaragama itu paling jauh diplomasi antartokoh agama saja, tapi tidak membahas masalah nyata dukungan antaragama," tuturnya.

Gus Yahya yang sudah mengikuti dan menjadi perwakilan PBNU dalam beberapa kali forum dialog agama di tingkat internasional ini mempunyai satu perspektif terhadap pertemuan-pertemuan yang terjadi dahulu.

"Saya suka berseloroh ke teman-teman, saya bilang kegiatan dialog antaragama ini forum saling mendakwahi di antara tokoh agama, karena di situ yang muncul adalah seruan-seruan agama," kata Gus Yahya.

"Nyaris tidak pernah ada agaenda untuk menyasar ataua meng-address masalah yang nyata, dan itu masih berlangsung sampai sekarang," sambungnya.

Oleh karena itu, Gus Yahya memastikan forum R20 yang akan dilaksanakan pada 2 hingga 3 November 2022 mendatang di Bali akan menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menyuguhkan dialog antaragama.

"Kita mesti pakai cara baru untuk melaksanakan dialog antaragama. Dan yang paling fundamental, sebagai prinsip untuk mencari model dialog itu adalah kejujuran," demikian Gus Yahya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya