Berita

Achmad Nur Hidayat/Net

Publika

Pemerintah Sedang Krisis Empati

RABU, 07 SEPTEMBER 2022 | 14:09 WIB | OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT

SETELAH kenaikan BBM dianggap pilihan terbaik oleh pemerintah untuk menyelamatkan APBN ditengah pilihan-pilihan lain yang semestinya bisa dilakukan. Publik menilai bahwa pemerintah tidak peduli dengan penderitaan rakyat tapi lebih peduli kepada para oligarki yang dapat manisnya proyek-proyek infrastruktur.

Apalagi ironisnya yang dikorbankan adalah anggaran yang dapat menimbulkan kesengsaraan rakyat. Ketidakpekaan pemerintah terhadap nasib rakyat ini tentu saja melanggar amanah UUD 45.

Di sisi lain, saat DPR RI dikepung masa yang menolak kenaikan BBM, ruang paripurna DPR RI justru merayakan kejutan ulang tahun Puan Maharani yang ke 49. Di luar gedung DPR publik marah karena nasibnya yang semakin sulit sementara di dalam gedung DPR orang-orang sedang bersukaria merayakan ulang tahun Puan Maharani.


Ini sebuah ironi yang menggambarkan bahwa Pemerintah tidak mempunyai empati terhadap penderitaan rakyat.

Jika punya hati nurani semestinya para anggota DPR harus menahan diri minimal sampai kemarahan publik mereda atau menunggu mereka pulang, dan rayakan ulang tahun tersebut diluar DPR karena secara moral DPR ini representatif dari kondisi rakyat.

Negara ini benar-benar sedang krisis empati. Hati nurani dan kepekaan sosial seolah-olah sudah tidak ada di sebagian besar penyelenggara negara.

Yang dipertontonkan oleh pemerintah selalunya menyalahkan keadaan. Keadaan krisis ekonomi global dan konflik Rusia vs Ukraina yang selalu dijadikan alasan pembenaran menaikan harga-harga seolah-olah tidak ada cara lain.

Publik pun akhirnya melihat sejauh mana kapasitas pemerintah saat ini.

Rakyat saat ini semakin sadar dan pintar. Orang-orang yang kurang punya empati dan kapasitas dalam mengelola negara tentunya akan mereka tinggalkan dan tidak akan dipilih lagi.

Publik sudah cukup merasakan bagaimana pahitnya terbuai kata-kata manis oknum-oknum partai politik yang seolah-olah akan memperjuangkan rakyat namun pada akhirnya publik merasa seperti kena prank. Itulah kondisi bangsa saat ini.

Penulis Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya