Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net

Politik

Rektor ITB-AD Bertanya, Apakah Sri Mulyani Tidak Punya Logika Lain Selain Menakut-nakuti Rakyat?

SELASA, 06 SEPTEMBER 2022 | 08:49 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Harga BBM bersubsidi yang baru saja dinaikkan oleh pemerintah pada akhir pekan kemarin menyisakan pertanyaan besar tentang logika berpikir Menteri Keuangan Sri Mulyani. Di mana logika menkeu terbaik dunia itu terkesan selalu menakut-nakuti rakyat.

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna menilai Sri Mulyani selalu memainkan logika bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan selalu jebol karena subsidi BBM yang menjulang tinggi.

“Bahkan, usai harga Pertalite, Solar, dan Pertamax digenjot harganya rerata 30-an persen, pada Sabtu 3 September lalu, lagi-lagi Menkeu kembali mengumumkan APBN akan tetap jebol Rp 647 triliun,” urainya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/9).


Setelah memainkan logika itu, Sri Mulyani lantas menyalahkan kebijakan subsidi kepada rakyat. Padahal subsidi adalah bagian dari kewajiban negara dalam melindungi rakyat.

Mukhaer Pakkanna pun bertanya-tanya, apakah tidak ada logika lain yang bisa dimainkan Sri Mulyani selain memaparkan APBN jebol dan kemudian mengusulkan pencabutan subsidi.

Sri Mulyani, sambungnya, bisa saja mengumumkan tentang logika penerimaan negara. Misalnya, ke mana dan berapa besar hasil devisa ekspor digunakan, serta ditempatkan di mana hasil devisa itu.

“Kenapa cadangan devisa kita melorot, hanya karena untuk bayar utang luar negeri? Kenapa tidak berani melakukan moratorium anggaran pembangunan IKN dan infrastruktur yang tidak terlalu prioritas? Pangkas tunjangan-tunjangan pejabat tinggi negara dan BUMN? Telusuri berbagai kebocoran anggaran negara?” cecar Mukhaer Pakkanna.

Selain itu, Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah ini juga bertanya-tanya mengapa Sri Mulyani tidak berani melakukan terobosan dengan membeli atau mengimpor minyak dari Rusia yang harganya 30 persen lebih murah dari harga pasar. Apakah Sri Mulyani takut melakukan itu karena khawatir diembargo Amerika Serikat dan sekutu.

“Kemana program B-40 (biodiesel CPO) untuk menekan impor minyak? Intinya jangan nakuti-nakuti rakyat tentang subsidi BBM yang dituduh bu Sri itu selalu bermasalah,” tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya