Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Harga BBM Naik, Legislator Demokrat: Bagaimana Rakyat Bisa Sejahtera?

SABTU, 03 SEPTEMBER 2022 | 23:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubisi jenis Solar dan Pertalite serta nonsubsidi jenis Pertamax dinilai bukan sebuah solusi untuk menopang APBN yang “boncos” lantaran tak bisa lagi menanggung besaran subsidi yang terus naik.

Menurut anggota Komisi VII DPR RI fraksi Demokrat, Sartono Hutomo, pemerintah seharusnya meningkatkan kemampuan dalam penyaluran subsidi BBM agar semakin tepat sasaran dan meminimalkan kebocoran yang ada. Bukan malah menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut.

“Pemerintah tetap harus melakukan pekerjaan rumah (PR) yaitu dengan mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi kepada pihak yang berhak. Kenaikan bukanlah solusi yang dikehendaki rakyat,” tegas Sartono dalam keterangannya, Sabtu (3/9).


“Apakah pemerintah sadar kenaikan harga BBM akan berpengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat? Inflasi akan mengalami kenaikan dan harga bahan pangan akan kembali naik,” imbuhnya.

Menurut Sartono, kenaikan harga Pertalite dan Solar akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, termasuk kelas menengah, yang akan mulai menahan belanjanya.

Dampaknya akan membut industri manufaktur berpotensi terpukul, serapan tenaga kerja terganggu, hingga akhirnya target-target pemulihan ekonomi pemerintah tidak sesuai target.

Atas dasar itu, Sartono menegaskan Fraksi Partai Demokrat DPR RI sudah menyampaikan aspirasi rakyat yaitu meminta pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM.

“Jika suara aspirasi rakyat tidak didengarkan oleh pemerintah, maka bagaimana rakyat dapat sejahtera?” kritiknya.

“Kami akan terus mendorong pemerintah untuk meningkatkan kemampuan dalam penyaluran subsidi BBM agar semakin tepat sasaran dan meminimalkan kebocoran yang ada,” demikian Sartono.

Adapun BBM yang naik per 3 September 2022 meliputi, Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10 ribu per liter, Solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya