Berita

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin/Net

Politik

Din Syamsuddin: Kalau Peduli Rakyat, Bukan Harga BBM Dinaikkan tapi Hentikan Bangun Infrastruktur

SABTU, 03 SEPTEMBER 2022 | 22:19 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kebijakan Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, hingga Pertamax merupakan kebijakan yang tidak bijak. Sebab, kebijakan harga BBM akan diikuti dengan harga-harga kebutuhan pokok membumbung tinggi.

Demikian disampaikan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Sabtu (3/9).

“Sudah dapat dipastikan kenaikan harga BBM akan diikuti oleh kenaikan biaya transportasi dan harga bahan-bahan pokok. Jika ini terjadi maka rakyat akan semakin sengsara, dan sulit untuk bangkit pascapandemi,” kata Din Syamsuddin.


Padahal, kata mantan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) ini, bangkit pascapandemi sering didengung-dengungkan oleh pemerintah dalam tema besar G-20, Recover Together, Recover Stronger atau bangkit bersama, bangkit lebih kuat.

“Ketakbijakan baru ini menunjukkan secara nyata bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah rezim yang tidak pro rakyat, tidak peduli terhadap rakyat, dan abai terhadap amanat penderitaan rakyat,” sesalnya.

Menurut Din Syamsuddin, pemerintah seharusnya peka terhadap keadaan rakyat yang apabila tidak bereaksi atau diam justru dianggap setuju atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.

Padahal, lanjutnya, sebagian besar rakyat diam karena sudah apatis dan kehilangan harapan, apalagi jika bangkit melawan dengan demonstrasi akan dihadapi secara represif, dengan kekerasan oleh aparat keamanan sehingga menimbulkan korban luka-luka bahkan mati.

“Sebenarnya kalau Pemerintah bersimpati dan peduli terhadap rakyat, Pemerintah dapat menempuh cara-cara cerdas, seperti dengan menghentikan pembangunan infrastruktur yang memakan biaya tinggi tapi akhirnya banyak yang terbengkalai,” tandasnya.

Berikut ini daftar BBM yang naik:

1. Pertalite dari dari Rp 7.650 per liter menjadi 10 ribu per liter

2. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter

3. Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya