Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

China: Amerika Ambil Keuntungan dari Konflik Rusia-Ukraina, Dunia Seharusnya Waspada

SABTU, 03 SEPTEMBER 2022 | 09:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Rusia dan Ukraina kembali disinggung oleh pemerintah China.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (2/9), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengungkap bahwa AS mengambil keuntungan dari konflik yang sudah memasuki bulan ke tujuh itu.

"Sebagai pemrakarsa krisis Ukraina, AS kini telah menjadi pemenang terbesar, menuai keuntungan," kata Zhao, seperti dikutip dari Global Times, Sabtu (3/9).


"Ini patut dipertimbangkan dan diwaspadai oleh seluruh dunia," ujarnya memperingatkan.

Pernyataan Zhao muncul sebagai tanggapan atas komentar oleh beberapa media Eropa yang mengatakan bahwa AS menyamar sebagai penyelamat sambil menyimpan keuntungan besar dengan menjual gas ke negara-negara Eropa, di mana negara-negara di benua itu menghadapi kekurangan energi karena sanksi yang menargetkan Rusia sehingga mereka terpaksa membeli gas alam AS dengan harga tinggi.

"Komentar tersebut sangat masuk akal," kata Zhao.

"Eskalasi komprehensif dari krisis Ukraina telah berlanjut selama lebih dari setengah tahun. Fakta sekali lagi membuktikan bahwa sanksi sepihak oleh AS dan Barat tidak dapat menyelesaikan masalah. Sebaliknya, efek limpahan mereka terus menjadi bola salju," ujarnya.

Zhao mengatakan bahwa dia mengetahui laporan bahwa kesenjangan antara harga gas di pasar Eropa dan AS sekarang sebanyak 10 kali, rekor tertinggi.

Menurut data yang diterbitkan oleh situs web berita keuangan dan bisnis Amerika, Business Insider, perusahaan-perusahaan AS menghasilkan lebih dari 100 juta doalr AS per kapal kontainer berisi gas alam cair yang menuju Eropa.

“Jelas, sementara pedagang senjata dan pedagang biji-bijian AS telah menguangkan krisis Ukraina, perusahaan energi AS tidak ketinggalan. Akibatnya, masyarakat di seluruh Eropa menghadapi kenaikan harga listrik, suhu pemanasan yang lebih rendah dan bahkan pemadaman yang dijadwalkan sebelumnya,” kata Zhao.

Menurut statistik industri, harga impor gas alam di Eropa saat ini telah meningkat lebih dari 200 persen dari tahun sebelumnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya