Berita

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken/Net

Dunia

Menlu Blinken: Laporan PBB Memperkuat Kekhawatiran AS atas Genosida China terhadap Uighur

JUMAT, 02 SEPTEMBER 2022 | 08:29 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) memberikan sambutan yang baik atas laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyebut China kemungkinan telah melakukan kejahatan kemanusiaan di Xinjiang.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (1/9), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan laporan tersebut menggambarkan perlakuan mengerikan yang dilakukan China terhadap kelompok etnis dan agama minoritas.

"Laporan ini memperdalam dan menegaskan kembali keprihatinan serius kami mengenai genosida yang sedang berlangsung dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan otoritas pemerintah RRC terhadap warga Uighur, yang mayoritas Muslim, dan anggota kelompok etnis dan agama minoritas lainnya di Xinjiang," kata Blinken, seperti dimuat Reuters.


Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Washington akan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menuntut diakhirinya pelanggaran China.
Iklan · Gulir untuk melanjutkan

"Sangat penting bahwa keanggotaan penuh Dewan Hak Asasi Manusia memiliki kesempatan untuk secara resmi membahas temuan laporan ini sesegera mungkin dan bahwa para pelaku kekejaman ini harus bertanggung jawab," tegasnya.

Pada Rabu (31/8), Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet merilis laporan mengenai situasi HAM di Xinjiang.

Laporan menyebut penahanan sewenang-wenang dan diskriminatif oleh China terhadap Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

China dengan keras membantah adanya pelanggaran di Xinjiang dan mengeluarkan tanggapan setebal 131 halaman terhadap laporan PBB setebal 48 halaman.

Pejabat China awalnya menyangkal keberadaan kamp penahanan, tetapi kemudian mengakui bahwa pemerintah telah mendirikan "pusat pelatihan kejuruan" yang diperlukan untuk mengekang apa yang mereka sebut sebagai terorisme, separatisme, dan radikalisme agama di Xinjiang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya