Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Sempat Berpose dengan Bendera Teroris, Swedia Sulit Masuk NATO

SENIN, 29 AGUSTUS 2022 | 10:25 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pembicaraan negosiasi antara Swedia dan Turki untuk memasuki Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kemungkinan akan menjadi sulit, setelah  anggota partai politik lokal Swedia kedapatan mengambil foto dengan bendera organisasi teroris PKK/YPG pada awal Juli lalu.

Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde pada Minggu (28/8) mengatakan bahwa Turki terus-menerus mengangkat insiden ini dan peristiwa serupa yang membuat negosiasi menjadi alot, sehingga memperlambat proses Swedia untuk bisa bergabung bersama NATO.

Pada 7 Juli lalu, deputi Partai Kiri Daniel Riazat, Momodou Malcolm Jallow dan Lorena Delgado Varas berpose di kota Visby, Swedia, dengan menggunakan atribut bendera YPG/PKK dan membagikannya di media sosial, menurut laporan AA News.


Atas kejadian ini, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson telah mengutuk perbuatan tiga deputi tersebut.

Sementara menurut Ann, meskipun itu merupakan kebebasan berekspresi di bawah hukum Swedia, namun situasi tersebut adalah situasi yang "sangat tidak pantas" bagi pemerintah.

Saat ini Swedia dan Finlandia tengah berupaya bergabung menjadi anggota NATO, dan telah mendapatkan dukungan resmi dari Amerika Serikat, Jerman, Kanada dan Italia. Akan tetapi Turki belum menandatangani ratifikasi keanggotan tersebut untuk Swedia dan Finlandia, karena ada syarat yang harus mereka penuhi.

Turki yang merupakan anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, menjelaskan bahwa mereka akan menentang tawaran keanggotaan Swedia dan Finlandia jika masalah keamanannya belum terpenuhi. Sebelumnya Turki telah meminta kepada kedua negara agar tidak memberikan dukungan apa pun pada kelompok-kelompok teroris seperti PKK/YPG.

Lebih dari 35 tahun PKK, yang terdaftar sebagai  organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa telah melakukan kampanye teror melawan Turki, mereka disebut bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40 ribu orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi yang tidak bersalah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya