Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Melawan Sanksi Barat, Rusia dan Iran Semakin Erat

SENIN, 29 AGUSTUS 2022 | 06:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia telah beralih ke Timur Tengah, Afrika, dan Asia, untuk perdagangan dan bantuan politik. Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah mengubah negara itu menjadi negara yang sangat dikucilkan.

Ini membuka peluang baru bagi Iran untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan kekuatan global utama.

Benoit Faucon menulis dalam kolomnya untuk Wall Street Journal, mengatakan bahwa Rusia dan Iran terlihat semakin erat dari sebelumnya. Dua musuh besar AS itu sama-sama saling mendukung di tengah gencarnya sanksi internasional.


Bagi Rusia, Iran adalah sumber keahlian untuk beradaptasi dengan sanksi baru yang dijatuhkan oleh AS dan negara-negara barat lainnya. Rusia ingin belajar dari keahlian Iran di bidang-bidang seperti menghindari pembatasan perbankan dan memelihara pesawat tanpa akses ke bagian barat yang tersedia secara luas.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengadakan pertemuan dengan timpalan Iran Ebrahim Raisi di Teheran pada 19 Juli. Putin sekarang memandang Iran sebagai sekutu penting melawan Barat, bahkan menggambarkan hubungan bilateral mereka sebagai "dalam" dan "strategis".

Begitu juga dengan Iran, alih-alih mencoba menenangkan Barat yang meluncurkan sanksinya dengan deras, Teheran harus beralih ke Rusia untuk mendapatkan dukungan dan penyelarasan strategis.

"Dua musuh Amerika itu menuju lebih banyak kerja sama perdagangan dan militer, dan itu telah menimbulkan kekhawatiran bagi Washington," tulis Faucon, seperti dikutip dari TASS, Minggu (28/8).

"Aliansi Rusia-Iran yang lebih dekat akan membantu kedua negara mengurangi dampak sanksi Barat dengan menemukan pasar baru untuk produk mereka dan meningkatkan kerja sama militer," tambahnya.

Menurut Faucon, hubungan kedua negara itu sebenarnya terbebani oleh agenda yang berlawanan di Suriah, juga oleh kecurigaan bersejarah Iran terhadap campur tangan asing.  

"Juga oleh peran historis Rusia sebagai kekuatan dominan di Asia Tengah dan Kaukasus," lanjut Faucon.  

Namun begitu, kedekatan keduanya membuat perdagangan bilateral mereka naik 10 persen pada tahun ini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya