Berita

Qomaruddin/Net

Publika

Pemilu 2024, Momentum Meneguhkan Persatuan dan Kemajuan

OLEH: QOMARUDDIN*
SENIN, 29 AGUSTUS 2022 | 05:54 WIB

BULAN Agustus 2022 ini para pimpinan partai telah mendaftarkan partainya sebagai peserta pemilihan umum baik pileg, pilpres maupun pilkada pada tahun 2024. Tahapan demi tahapan yang sudah dijadwalkan KPU pusat sebagai panitia penyelengara sudah dilakui oleh para pimpinan partai sebagai syarat peserta Pemilu Serentak 2024.

Sebagai negara penganut sistem demokrasi, pemilihan langsung merupakan instrumen penting dalam demokrasi itu sendiri. Demi menciptakan sistem demokrasi yang ideal peraturan demi peraturan telah ditetapkan agar demokrasi bisa berjalan dengan lancar, sukses, adil dan jujur.

Mewujudkan hal tersebut, menjadi kewajiban bagi KPU yang kedudukanya sebagai penyelengara. Namun, penting juga bagi semua komponen masyarakat untuk mendukung agar demokrasi berjalan sukses, jurdil, bebas dan rahasia bisa terwujud.

Demokrasi bukan hanya sekedar sistem untuk memilih kepemimpinan. Namun, di dalamnya terdapat nilai yang perlu kita perjuangkan dan kita realisasikan demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Misal dalam pandangan George Sorensen yang mengatakan bahwa demokrasi tidak akan berjalan dengan baik jika tidak memenuhi tiga unsur. Yakni partisipasi, kompetisi, dan liberalis. Tiga hal ini harus tereksesistensi dalam demokrasi agar demokrasi bisa berjalan dengan baik, jika salah satu dari tiga instrumen tersebut di hilangkan yang terjadi adalah frozen demokrasi.

Artinya apa, bahwa demokrasi itu syarat dengan nilai kebersamaan, gotong-royong dalam pandangan Bung Karno. Yang kedua adalah kompetisi yang merupakan konsekuensi dari sistem priodik, ini bentuk dan sistem bahwa semua akan dipergulirkan tidak ada kepemimpinan yang abadi.

Terakhir adalah kebebasan (freedom). Penting sekali bagi warga negara tentang kebebasan. Se-mulia apapun individu jika tidak memiliki kebebasan maka eksistensi dirinya pasti akan terdegradasi.

Untuk membangun demokrasi yang berkeadilan tersebut, maka Pemilu 2024 sangat baik menjadi momentum bagaimana keadilan dan persatuan diwujudkan.

Jika dalam sejarah Majapahit pernah terjadi perpecahan atas berbagai provokasi yang dilakukan Mahapatih Halayudha, di mana para patih lainnya terprovokasi atas hasutan-hasutan yang dilancarkan Halayudha, sehingga para patih harus saling bunuh membunuh. Kejadian tersebut cukup lama dan beruntun sampai terjadinya pembrontakan Rakuti.

Kerajaan Majapahit cukup bersyukur masih memiliki Patih Gajah Mada, karena peran kesatria beliau lah yang mampuh menuntaskan masalah politik kotor yang ada di internal Majapahit dan karena Gajah Mada pulah lah Kerajaan Majapahit diantar pada puncak kejayaanya.

Perpecahan yang menganga di negeri ini harus disudahi, pertikaian antar anak bangsa yang terjadi saat ini menjadi pelajaran bersama untuk segera di putus dan prilaku buzzer yang terus memprovokasi warga harus dihentikan.

Sifat provokasi Halayudha yang termanifestasi pada buzzer sekarang ini harus disudahi atau dikubur dalam-dalam, kampanye yang bersifat sentimen yang memantik pertikaian harus dicukupi. Kita harus kembali pada kebaikan bersama untuk negeri yang lebih beradab dan berkeadilan.

Kekerasan-kekerasan yang timbul di permukaan tersebut dalam pandangan Erick Fromm, ditimbulkan karena adanya agresi jahat yang sifatnya destruktif, bukan agresi yang bersifat defensif. Agresi destruktif ini muncul dikarenakan adanya insting atau upaya yang saling mendominasi diantara individu atau kelompok.

Selain itu prilaku destruktif juga dipengarui oleh lingkiungan yang terbentuk. Watak dan sikap destruktif terbentuk karena hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu melalui interaksi dengan lingkungan, hal tersebut menurut B.F. Skinner disebut dengan behaviorisme.

Dalam pandangan Skinner, teori tersebut tidak mengenal baik maupun buruk karena mereka lebih terfokus ke reaksi dari seseorang, seperti respon atau balasan. Jika Pemilu 2024 memberikan stimulus sentimen dan agresi jahat maka bukan tidak lagi yang terjadi adalah kekerasan dan perpecahan di tubuh anak bangsa ini.

Pemilu adalah momentum untuk merajut kembali serpihan-serpihan kebaikan yang terporak-porandakan oleh sentimen negatif oleh residu dari pemilu sebelumnya. Kebijaksanaan oleh hikmat harus dianyam lebih bagus kembali untuk ibu pertiwi, agar kesedihan dan tangisanya berubah menjadi kebahagian, kemakmuran dan kesejahteraan.

Pancasila yang semu harus dipertegas, diperjelas dan dihidupkan kembali dalam sanubari anak bangsa. Pancasila harus mengeksistensi pada semua warga negara sehingga prilaku-prilaku yang ada pada masyarakat Indonesia adalah manifestasi Pancasila itu sendiri.

Kita akan menjadi bangsa yang merugi jika kebangsaan kita ini dikungkung dengan pertikain terus menerus hanya demi kekuasaan semata, kompetisi dan periodisasi adalah keniscayaan dalam Demokrasi bukan ambisi semata, maka jadikan pemilu sebagai momentum untuk meneguhkan diri kita sebagai bangsa yang bersatu, unity bukan entity.

*Penulis adalah Fungsionaris DPN Bintang Muda Indonesia

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya