Berita

Tokoh nasional Rizal Ramli/Net

Politik

RR: Musuh Demokrasi Bukan Radikal Radikul tapi Samboisme

JUMAT, 26 AGUSTUS 2022 | 22:50 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kasus kejahatan Ferdy Sambo terhadap ajudannya, Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, membuka tabir-tabir yang ada di institusi Polri.

Bagi tokoh nasional Rizal Ramli, sudah selama kurang lebih dua bulan rakyat memelototi kasus kejahatan Sambo yang ternyata bukan hanya terkait pembunuhan Brigadir J, tapi merembet ke pengumpulan dana politik melalui sektor-sekor kejahatan seperti judi.

"Saya sebut gejala ini sebagai Samboisme. Kenapa? Karena pembunuhannya ini ada beberapa dimensi dari Samboisme ini," ujar Rizal Ramli dalam diskusi virtual Total Politik bertajuk "Kasus Sambo di Jalan Politik" pada Jumat (26/8).

Sosok yang kerap disapa RR ini mengibaratkan Samboisme pada dasarnya memiliki pola operasi seperti Polisi rahasia di Iran. Kelompok itu bernama Safak yang bergerak pada masa sebelum Revolusi Iran oleh Khomeini.

"Safakisme di Iran, Samboisme di Indonesia. Tujuannya apa? Untuk memonitor oposisi, membunuh, menyiksa, mengadu domba dan sebagainya. Waktu itu yang diincer Islam-Islam yang di bawah Khomeini," paparnya.

Sepengetahuan Rizal Ramli, Safakisme mencari pendanaan dari hal-hal yang tidak benar alias kejahatan.

"Itu baru bisa dihancurkan oleh apa yang disebut dengan revolusi mahasiswa, barulah akhirnya terbuka," sambungnya.

Pun dalam kasus Sambo, mantan Manko Ekuin era Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid ini mengungkapkan tentang kaitannya dengan sumber dana kepolisian pintunya ada di Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah Putih Polri.

"Di luar soal yang ramai ini, selingkuhnya, macam-macam, ini ada transkasi hitam Satgassus. Ini yang perlu diaudit. Uangnya dari mana? Dari judi, narkoba, money laundering?" tuturnya.

Dari situ, RR yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bulog ini menganggap keputusan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satgassus tidak cukup.

"Tetapi harus dibuka polanya, dipelajari aliran dananya, dan dipertanggungjawabkan. Kalau tidak ini betul-betul kegiatan mafia di dalam polisi," tuturnya.

Lebih dari itu, RR memperkirakan dana-dana yang diperoleh Polri tersebut dipergunakan untuk menyokong penguasa yang sedang memerintah. Selain itu, menjadi sumber modal penguasa untuk suksesi demokrasi lima tahunan atau Pemilu.

"Musuh demokrasi itu bukan radikal-radikul. Musuh demokrasi yang bahaya itu Samboisme. Inilah pemberangus dari Demokrasi," demikian RR.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya