Berita

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina/Net

Publika

Masih Ada Jalan Lain daripada Harus Naikkan BBM Subsidi, Kasihan Rakyat

JUMAT, 26 AGUSTUS 2022 | 18:20 WIB | OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT

BERDASARKAN keterangan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, bahwa kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar kemungkinan akan habis pada bulan September dan Oktober 2022, dan anggaran subsidi dan kompensasi untuk BBM bersubsidi itu akan habis sebelum akhir tahun.

Menurutnya anggaran subsidi Pertalite dan Solar itu malah lebih banyak dinikmati oleh orang kaya. Seperti halnya Solar sekitar 89 persen atau Rp 127 triliunnya yang menikmati adalah dunia usaha dan orang kaya.

Khusus Pertalite dari anggaran Rp 93 triliun yang dialokasikan, sekitar Rp 83 triliun dinikmati oleh orang kaya. Masyarakat yang memang berhak mendapat subsidi dan kompensasi energi hanya menikmati sedikit. Artinya pemberian subsidi ini tidak tepat sasaran.

Jika subsidi dan kompensasi BBM ini sudah disalurkan tentunya Pertamina mempunyai modal untuk pembelian selain dari hasil penjualan BBM periode berjalan dan juga anggaran subsidi sebagai kompensasi BBM yang diterima.

Dalam hal ini, untuk modal pembelian tentunya bukan lagi masalah kecuali pemerintah kembali berhutang kepada Pertamina.

Permasalahannya bagaimana Pertamina bisa mengadakan kembali stok BBM dengan harga yang murah. Saat ini Rusia mempunyai persediaan minyak dengan harga yang murah walaupun kondisinya sedang di embargo oleh Eropa dan Amerika, dalam hal ini Pertamina bisa membangun kerjasama secara B to B dengan produsen minyak di Rusia.

Untuk subsidi BBM sendiri bisa dengan cara realokasi anggaran pembangunan IKN dan PMN kereta cepat. Karena subsidi BBM ini tentunya harus lebih diprioritaskan untuk terpenuhi guna mencegah inflasi. Dan menaikan harga Pertalite dan Solar bukan solusi yang bijak dan akan mendapatkan penolakan dari masyarakat.

Dalam hal ini stabilitas ketersediaan stok dan harga harus tetap menjadi prioritas, sebab kekurangan stok dan kenaikan harga keduanya mempunyai risiko dampak buruk yang sama di masyarakat berupa inflasi dan pelemahan daya beli masyarakat.

Jika memang stok Pertalite dan Solar akan habis, tentunya Pertamina harus segera mengadakan lagi untuk konsumsi selanjutnya. Hanya saja permasalahan keterbatasan stok BBM impor tentu terus menjadi persoalan dan pemerintah harus memberikan subsidi terus-menerus yang pola distribusinya akan sangat susah untuk tepat sasaran.

Menggunakan aplikasi MyPertamina pun belum tentu dapat menyelesaikan masalah dan mendatangkan permasalahan lain pada proses distribusi BBM di POM bensin, apalagi terjadi kerancuan jika Pertamina yang menentukan siapa yang berhak dan tidak berhak mendapatkan subsidi karena itu peranannya regulator, bukan eksekutor.

Kondisi ini semestinya dijadikan momentum oleh pemerintah untuk segera menjalankan program energi baru terbarukan dengan memanfaatkan konversi minyak nabati menjadi biofuel yang tidak hanya biosolar saja, tapi juga untuk pengganti Pertalite/Pertamax.

Tentunya jika program ini dijalankan secara maksimal, selain akan tercipta kemandirian energi, juga menjadi lapangan kerja baru bagi rakyat karena untuk memenuhi kebutuhan energi domestik saja perlu adanya lahan sawit yang luas dan pendirian pabrik-pabrik pengolah minyak nabati menjadi biofuel.

Tapi tentu saja BUMN yang harus ambil peranan dalam produksinya dari hulu hingga hilir karena jika dikuasai oleh oligarki, maka pemerintah akan kembali kesulitan dalam mengendalikan harga.

Dengan cara ini, pemerintah tidak akan terus-menerus dibayang-bayangi subsidi yang harus dikeluarkan secara besar-besaran yang distribusinya selalu tidak tepat sasaran.

Penulis adalah Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya