Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Jika Perang Nuklir India Vs Pakistan Pecah, Dua Miliar Umat Manusia Tak Akan Selamat

MINGGU, 21 AGUSTUS 2022 | 11:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketegangan hubungan antara India dan Pakistan telah membuat dunia waswas. Sebagai dua negara yang memiliki senjata nuklir, konflik keduanya akan sangat berbahaya jika mengarah pada penggunaan senjata pemusnah massal itu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Rutgers di Amerika baru-baru ini menunjukkan, bahkan dalam skala terbatas, konflik nuklir antara India dan Pakistan bisa menewaskan dua miliar orang di seluruh dunia.

Selain korban jiwa, perang juga akan mengganggu pasokan makanan hingga berdampak pada iklim global dan kelaparan.


Para peneliti menganalisis enam kemungkinan skenario yang melibatkan negara-negara bersenjata nuklir jika konflik terjadi. Skenario termasuk konflik terbuka di Eropa antara Ukraina dan Rusia, maupun meningkatnya ketegangan antara AS dengan Rusia dan China.

Para peneliti menilai, skenario perang paling destruktif terjadi antara AS dan Rusia. Namun skenario dengan kerusakan paling rendah adalah pecahnya perang antara India dan Pakistan, yang keduanya memiliki 250 senjata nuklir 100 kiloton.

Jika masing-masing menargetkan serangan nuklir ke ibukota, maka 127 juta orang di Asia Selatan akan terbunuh karena ledakan, kebakaran, dan radiasi.

Konflik akan memangkas hasil panen di seluruh dunia karena senjata nuklir akan memicu badai api yang melepaskan jelaga yang menghalangi sinar matahari ke atmosfer. Jumlah korban akibat kelaparan dan jelaga yang menghalangi matahari bisa jauh lebih besar daripada ledakan bom itu sendiri.

“Ini benar-benar kisah peringatan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir bisa menjadi bencana bagi dunia,” kata ilmuwan iklim dan penulis studi di Departemen Ilmu Lingkungan Rutgers, Prof. Alan Robock.

Studi memperkirakan, jika perang nuklir India dan Pakistan terjadi, maka sekitar 37 juta ton jelaga akan lepas ke atmosfer, membuat suhu di seluruh planet turun lebih dari 5 derajat Celcius. Ini adalah penurunan yang belum pernah terjadi sejak Zaman Es.

Pengaruhnya juga akan melenyapkan produksi makanan dan perikanan hingga 42 persen.

"Kelaparan akan membunuh dua miliar orang di seluruh dunia," begitu studi yang dikutip The Independent tersebut.

India dan Pakistan telah lama berselisih akibat Kashmir, yang saling diakui oleh keduanya.

Selain India dan Pakistan, studi juga meneliti kemungkinan skenario perang nuklir antara AS dan Rusia, dan menjadi skenario terburuk karena akan melenyapkan lebih dari separuh umat manusia.

AS dan Rusia memiliki lebih dari 90 persen cadangan nuklir dunia, dan bisa membunuh sekitar lima miliar orang.

Namun, salah satu dari sembilan negara bersenjata nuklir lainnya, termasuk China, Korea Utara, Prancis, Israel, dan Inggris, memiliki kapasitas destruktif yang cukup untuk menyebabkan penderitaan dan kematian yang sangat besar di seluruh dunia.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya