Tentara Rusia sedang berdiri di kawasan pembangkit nuklir Zaporizhzhia/Net
Ukraina menyoroti rencana Rusia untuk menghubungkan pembangkit nuklir Zaporizhzhia ke jaringan listrik Krimea. Rencana tersebut dinilai berbahaya karena merusak pasokan listrik Kyiv yang sudah terhubung sebelumnya.
Presiden Energoatom Petro Kotin mengatakan keberadaan militer Rusia di Zaporizhzhia saat ini sedang mengimplementasikan program Rosatom.
"Untuk melakukannya, pertama-tama Rusia harus merusak saluran listrik pembangkit yang terhubung ke sistem energi Ukraina," kata Kotin pada Selasa (9/8).
Kotin mengatakan sejak tanggal 7 hingga 9 Agustus, Rusia telah merusak tiga saluran listrik Ukraina dan berpotensi bahaya karena pabrik hanya beroperasi pada satu lini produksi.
Ia memperingatkan, ketika jalur produksi terakhir terputus maka pembangkit nuklir akan ditenagai oleh generator yang menggunakan diesel dan ketahanannya bergantung pada stok bahan bakar yang dimiliki.
Zaporizhzhia merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan telah diduduki Rusia sejak awal invasi.
Pembangkit listrik tersebut terletak tak jauh dari semenanjung Krimea dan memiliki enam dari 15 reaktor Ukraina, yang mampu memasok listrik untuk empat juta rumah.
Rencana Moskow untuk menghubungkan Zaporizhzhia dengan jaringan listrik Krimea terjadi sepekan setelah Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan militer berbahaya terhadap pabrik nuklir itu.