Berita

Taliban/Net

Dunia

Taliban: Ada Lebih Banyak Negara yang Lebih Berbahaya dari Kami tapi Mereka Diakui Amerika

MINGGU, 07 AGUSTUS 2022 | 12:29 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Taliban kembali mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera mengakui Imarah Islam Afghanistan. Taliban mengatakan, pengakuan ini juga adalah kepentingan bagi Amerika.

"Ini jelas. Ada banyak negara yang lebih menentang Amerika daripada kita, tetapi mereka mengakuinya secara resmi," kata penjabat Menteri Pertahanan Mullah Mohammad Yaqoob Mujahid, seperti dimuat NPR News, Sabtu (6/8).

"Ada lebih banyak negara di dunia yang lebih berbahaya daripada Afghanistan bagi Amerika, tapi tetap saja Amerika mengakui mereka secara resmi. Saya pikir pengakuan itu adalah langkah positif menuju perubahan yang lebih besar," lanjutnya.

Mujahid juga mengatakan masalah penutupan sekolah perempuan adalah masalah serius, tetapi beberapa perbaikan telah dilakukan dalam hal ini.

"Ini adalah masalah serius bagi kami. Ada beberapa perkembangan, dan mudah-mudahan, akan ada lebih banyak lagi. Kami berdiskusi tentang masalah ini, dan kami berharap segera disiapkan landasan untuk itu," jelasnya.

Sementara itu, Taliban belum melengkapi syarat pengakuan yang ditawarkan dunia internasional.

Saat membahas situasi dan meningkatnya krisis kelaparan di Afghanistan, Duta Besar Uni Eropa untuk Afghanistan Andreas Von Brandt mengatakan ada konsensus tentang tidak diakuinya pemerintah Taliban di dunia Barat.

Menurut Brandt, dunia berusaha memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan, bukan kepada pemerintah yang berkuasa dengan cara yang tidak diatur dalam konstitusi negara itu.

Analis politik percaya situasi saat ini di Afghanistan bisa menjadi lebih buruk jika kepemimpinan Taliban tidak mempertimbangkan pemerintah yang inklusif.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya