Berita

Ekonom Senior Indef, Didik J. Rachbini/Net

Politik

Didik Rachbini: APBN Harus Diselamatkan, tapi Presiden Gagap Mengambil Keputusan

KAMIS, 04 AGUSTUS 2022 | 12:10 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kondisi keuangan negara saat ini mengkhawatirkan di tengah tumpukan utang luar negeri yang terus bertambah. Bahkan diprediksi, kondisi ekonomi dalam negeri sudah bergerak menuju krisis anggaran hingga resesi.

Ekonom senior Indef, Didik J Rachbini menyarankan agar pemerintah, terkhusus Presiden Joko Widodo menyimak pemikiran para ekonom yang logis dan masuk akal untuk kebijakan ekonomi.

"Masukan pertama adalah APBN harus diselamatkan. Jika tidak, pemerintah sekarang akan mewariskan kondisi APBN yang rentan dan rapuh," kata Didik J. Rachbini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/8).


Didik mengurai, setidaknya ada dua hal yang menjadi tekanan APBN, yakni subsidi dan kebijakan pemerintah serta DPR RI terhadap anggaran negara.

"Subsidi yang sangat besar, terutama subsidi energi karena kenaikan harga-harga dan tekanan pembayaran utang," jelasnya.

Presiden Jokowi terkenal berani mengambil kebijakan ekonomi dan keputusan rasional yang obyektif dan rasional untuk solusi bangsa meskipun sering kontroversial bagi publik.

Di awal pemerintahannya, kata Didik, presiden tegas mengambil keputusan mengurangi subsidi cukup besar, tetapi memberikan subsidi langsung untuk rakyat miskin.

"Tetapi Presiden pada saat ini seperti gagap untuk mengambil keputusan mengurangi subsidi besar Rp 500 triliun pada saat ini," sambung Didik.

Jumlah subsidi ini, kata dia, sama besarnya dengan anggaran pemerintah SBY dengan kurs rupiah relatif tidak berbeda jauh. Namun baginya, tim ekonomi presiden tidak memberikan masukan yang benar sehingga APBN pasca pemrintahan sekarang akan rusak berat.

Tekanan kedua terhadap APBN adalah kolektif kebiasaan DPR dan pemerintah mempermainkan APBN dan konstitusi itu sendiri.

"Pelanggaran serius seperti defisit besar yang membahayakan ekonomi negara bisa saja dibuat main-main karena ketiadaan pemikiran kritis dan minus check and balances yang memadai dari sistem demokrasi kita," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya