Berita

Unjuk rasa pelaku pariwisata di Labuan Bajo yang menolak kenaikan tarif masuk ke TN Komodo/Net

Politik

Labuan Bajo Memanas, Komisi X DPR Segera Panggil Menparekraf Sandiaga Uno

KAMIS, 04 AGUSTUS 2022 | 08:54 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Aksi unjuk rasa dan mogok massal para pelaku wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin kemarin (1/8) yang berujung ricuh menjadi sorotan anggota dewan di Senayan. Terlebih ada 3 pengunjuk rasa yang kemudian diamankan pihak keamanan setempat.

Untuk itu, Komisi X DPR RI bakal memanggil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno untuk memberikan kejelasan. Termasuk dari pihak Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo-Flores (BPOLBF) dan PT Flobamora.

“Kami akan mengagendakan RDP pada masa sidang yang akan datang," tegas anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira, kepada wartawan, Rabu (3/8).

Andreas menilai, aksi mogok massal pelaku wisata di Labuan Bajo dipicu oleh dua hal. Pertama, karena tarif ke Taman Nasional Kawasan Wisata Komodo yang naik drastis menjadi Rp 3,75 juta.

Kenaikan tarif tersebut, kata Andreas, membuat para pelaku wisata di Labuan Bajo khawatir akan berimbas terhadap berkurangnya kunjungan wisatawan.

“Yang tentunya akan berimbas pada pelaku wisata dan ekraf yang baru saja mulai pulih dari situasi pandemi, dengan mulai kembali ramainya kunjungan wisata ke Labuan Bajo,” ujar Andreas.

Politikus PDIP ini pun menilai wajar kekhawatiran yang dirasakan para pelaku wisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo, sebagaimana pelaku wisata daerah lain yang benar-benar terpukul oleh pandemi.

"Kedua, meskipun demonstrasi menentang kenaikan tarif ke kawasan TN Komodo ini sudah dijawab dengan ditetapkannya kunjungan ke pulau Rinca tetap dengan tarif yang berlaku, artinya tidak ada kenaikan," ujarnya.

Namun, lanjut dia, tarif masuk ke pulau Padar dan Komodo tetap dinaikan menjadi Rp 3,75 juta dengan alasan untuk kepentingan konservasi yang berbiaya mahal, sebagaimana penjelasan Pemda NTT.

“Penjelasan ini tampaknya tidak menyurutkan aksi mogok massal pelaku wisata,” kata Andreas.

Andreas menuturkan, soal urgensi konservasi untuk pulau Komodo dan Padar semua telah sepakat. Hal ini memang untuk kepentingan keberlanjutan hidup hewan purba varanus comodensus dan habitat aslinya di Komodo dan Padar.

“Namun, penyebab mogok massal ini juga dipicu juga oleh ketidakpercayaan pelaku wisata akan motif alasan kenaikan tarif dengan diberikan hak monopoli oleh Pemda NTT kepada BUMD Flobamora untuk menetapkan tarif dan mengelola TN Komodo,” papar Andreas.

Lebih lanjut Andreas mengusulkan, Pemda NTT dan perwakilan organisasi-organisasi pelaku wisata duduk bersama untuk mencari solusi demi menghentikan aksi-aksi demo di Labuan Bajo.

“Situasi Labuan Bajo dengan suguhan aksi-aksi demo merupakan suguhan yang buruk bagi wisatawan dan negatif campaign untuk Labuan Bajo-Flores. Kalau demo mogok massal ini berlangsung terus, lama kelamaan wisatawan enggan dan tidak nyaman berkunjung ke Labuan Bajo-Flores,” demikian Andreas.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya