Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

AS Khawatir Masalah Pasokan Gas Dapat Merusak Persatuan UE Melawan Rusia

KAMIS, 28 JULI 2022 | 06:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

AS khawatir, kekurangan gas yang disebabkan oleh penurunan pasokan dari Rusia dapat merusak persatuan Uni Eropa dalam melawan Moskow.

Gedung Putih mengirim koordinator presiden untuk energi global Amos Hochstein ke Eropa baru-baru ini. CNN melaporkan dengan mengutip sumber dari salah seorang pejabat, perjalanan Hochstein  ke Paris dan Brussel adalah untuk membahas rencana darurat AS-Eropa jika terjadi kekurangan gas di musim dingin.

"Dampak kekuarangan gas di Eropa bisa menjadi bumerang buat AS, melonjakkan harga gas alam dan listrik," ujar pejabat itu. "Ini juga akan menjadi ujian utama ketahanan dan persatuan Eropa melawan Rusia."


AS dan Brussel telah memohon kepada anggota UE untuk menghemat gas dan menyimpannya untuk musim dingin. Para menteri energi sepakat pada prinsipnya untuk memotong penggunaan gas sebesar 15 persen dari Agustus hingga Maret tahun mendatang.

Washington juga bermaksud membahas dengan Eropa cara-cara meningkatkan produksi tenaga nuklir di seluruh Eropa untuk mengimbangi kekurangan gas. Secara khusus, AS berharap dapat meyakinkan pemerintah Jerman untuk menunda rencananya menghapus penggunaan tenaga nuklir secara bertahap dan untuk memperpanjang operasi tiga pembangkit listrik tenaga nuklirnya.

Para pejabat AS, yang telah berhubungan erat khususnya dengan pejabat Jerman dan Prancis mengenai topik ini, sangat khawatir bahwa Eropa mungkin menghadapi kekurangan gas yang serius memasuki musim dingin. Itu karena negara-negara UE akan berjuang untuk mengisi cadangan mereka selama beberapa bulan ke depan dengan Nord Stream 1 hanya menyediakan sebagian kecil dari kapasitasnya.

Pipa Nord Stream hanya beroperasi pada kapasitas 40 perse (67 juta meter kubik per hari) sejak pertengahan Juni karena keterlambatan pengembalian turbin Siemens yang dikirim untuk perbaikan ke Kanada.

Menyusul banyak permintaan dari Jerman, Kanada setuju untuk mengembalikan turbin yang diperbaiki pada 9 Juli. Namun, Gazprom mengatakan masih ada masalah yang belum terselesaikan mengenai sanksi UE dan Inggris, yang harus diselesaikan sebelum turbin dapat dikirim dan dipasang di Rusia dan turbin lainnya dapat akan dikirim untuk perbaikan.
Komisi Eropa mengklaim bahwa sanksi Uni Eropa terhadap Rusia tidak mencakup peralatan untuk transit gas.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya