Berita

Presiden Iran Ebrahim Raisi/Net

Dunia

Raisi: Sanksi Washington kepada Teheran Justru Menyakiti Ekonomi Global dan Merugikan Eropa

SENIN, 25 JULI 2022 | 10:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meskipun ada sanksi dari AS, Iran telah berhasil mencapai pertumbuhan spektakuler dalam kerja sama politik dan ekonomi dengan berbagai negara di seluruh dunia.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan hal itu kepada rekannya, Presiden Prancis Emmanuel Macron, saat melakukan percakapan telepon pada Sabtu (23/7).

Sanksi AS terhadap Iran telah merugikan dunia, terutama Eropa, tetapi tidak membuat perdagangan dan kerja sama politik Teheran dengan beberapa negara merosot.

Akhir tahun 2021, Teheran mencatat perkembangan hubungannya dengan negara-negara di Organisasi Kerja Sama Ekonomi (ECO), lalu pada Juni 2022, Iran berbagi pencapaian berbasis pengetahuan dan teknologi dengan negara-negara D-8 yang terdiri dari Bangladesh, Egypt, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan and Turki.

Dalam panggilan telepon 120 menit dengan Macron, Raisi juga mengeluhkan tindakan dan posisi non-konstruktif Amerika Serikat dan negara-negara Eropa terhadap Iran.

Ia kemudian mengkritik AS dan Eropa karena mendorong resolusi terhadap Iran di dewan gubernur badan atom PBB. Ia menyebut langkah itu tidak bertanggung jawab.

"Menerbitkan resolusi di Badan Tenaga Atom ([Internasional) adalah langkah menggerakkan krisis yang bertujuan menciptakan tekanan terhadap bangsa Iran, itu akan merusak kepercayaan politik," katanya.

Presiden menggarisbawahi perlunya Iran untuk dapat memetik manfaat ekonomi dari perjanjian nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), melalui potensi kebangkitan perjanjian multilateral, yang ditinggalkan AS secara sepihak tiga tahun setelahnya.

Beberapa hal menjadi topik pembahasan telepon dua pemimpin tersebut, termasuk soal Kekhalifahan di Eropa yang akan diluncurkan oleh Daes.

Kelompok teroris Daesh (juga dikenal sebagai ISIS atau ISIL) akan mendeklarasikan 'kekhalifahan' di Eropa hari ini, jika bukan karena peran Republik Islam untuk mempromosikan keamanan di kawasan itu, katanya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya