Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Korut: AS Berada di Belakang Krisis Epidemi, Sponsor Teroris Biologis yang Menghancurkan Umat Manusia

SENIN, 25 JULI 2022 | 09:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Korea Utara menggemakan kembali tuduhan Rusia bahwa Amerika Serikat telah membuat banyak senjata biologis di Ukraina.

"Amerika telah mendirikan banyak laboratorium biologi di puluhan wilayah di dunia, termasuk Ukraina, dengan mengabaikan perjanjian internasional," isi laporan kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Minggu (24/7).

“Menurut dokumen, foto, dan bukti yang ditemukan, AS telah mendirikan 46 laboratorium biologi rahasia di Ukraina selama dua puluh tahun terakhir. Laboratorium itu digunakan untuk penelitian penyakit epidemi yang mampu menyerang masing-masing negara dan bidang pertanian di seluruh wilayah dengan investasi lebih dari dua ratus juta dolar,” tambah KCNA.

Tuduhan mengenai senjata biologis buatan AS telah dikumandangkan Moskow pada Maret 2022, tak lama setelah Rusia meluncurkan invasinya ke Ukraina. Moskow mengatakan, AS bekerja sama dengan Ukrauna untuk mengembangkan senjata biologis.
Tuduhan tersebut dibantah oleh Washington dan Kyiv. PBB bahkan mengklaim tidak ada program senjata biologis di Ukraina, seperti yang dikatakan wakil sekretaris jenderal urusan perlucutan senjata PBB, Izumi Nakamitsu.

Grafik distribusi di laboratorium biologi, yang didirikan oleh AS di berbagai belahan dunia, sama persis dengan grafik area penyakit dan virus yang merebak di dunia dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan KCNA.

"Ini bukan kebetulan. AS berada di belakang krisis epidemi ganas yang membingungkan komunitas internasional," kata KCNA.

"AS adalah sponsor kejam terorisme biologis yang melemparkan umat manusia ke dalam kehancuran," tambahnya.

AS memiliki sejarah panjang yang terkenal dalam menggunakan dan mengembangkan Senjata Pemusnah Massal (WMD) termasuk senjata biologi dan kimia di negara lain, seperti apa yang dilakukannya terhadap tentara dan warga sipil Korea Utara dan Vietnam selama Perang Korea dan Perang Vietnam.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya