Berita

Pasukan komando polisi berjaga di barikade di luar kantor presiden di Kolombo, Sri Lanka pada Jumat, 22 Juli 2022/Net

Dunia

Kekerasan Aparat Pada Demonstran di Sri Lanka Picu Kemarahan Dunia

MINGGU, 24 JULI 2022 | 07:59 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sejumlah kelompok hak menuntut dihentikannya penggunaan kekerasaan oleh angkatan bersenjata Sri Lanka terhadap demonstran.

Sehari setelah Presiden Ranil Wickremesinghe dilantik secara resmi, ia kemudian langsung mendeklarasikan keadaan darurat yang membuat pasukan bersenjata menyerbu kamp demonstran yang didirikan oleh pengunjuk rasa di luar kantor presiden pada Jumat(22/7).

Pasukan bersenjata dilaporkan menyerang demonstran dengan tongkatnya, memukul dan menginjak mereka.


Dua wartawan dan dua pengacara ikut diserang selama insiden tersebut. Seikitnya 50 orang luka-luka dan 11 orang ditangkap oleh petugas keamanan imbas dari insiden ini.

Tindakan penyerangan ini lantas mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Oposisi Sri Lanka, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat mengecam taktik kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut.

Human Rights Watch turut mengatakan tindakan itu merupakan sinyal yang ditunjukkan kepada rakyat Sri Lanka bahwa pemerintah di bawah Wickremesinghe memang berniat untuk menggunakan kekerasan daripada aturan hukum yang berlaku.

Menanggapi hal tersebut, Amnesty Internasional mengatakan pemerintahan Wickremesinghe sangat memalukan karena menggunakan kekerasan selang satu jam setelah berkuasa di negara yang sedang mengalami ancaman krisis ini.

“Para pengunjuk rasa memiliki hak untuk berdemonstrasi secara damai. Penggunaan kekuatan yang berlebihan, intimidasi dan penangkapan yang tidak sah tampaknya menjadi pola berulang yang tak henti-hentinya sebagai respons dari pihak berwenang Sri Lanka dalam menanggapi perbedaan pendapat dan pertemuan damai," jelas Wakil Sekretaris Jenderal Amnesty International, Kyle Ward.

Sementara itu meskipun keamanan meningkat di luar kantor presiden, pengunjuk rasa mengaku telah bersumpah untuk terus melanjutkan aksi protes ini sampai Wickremesinghe mengundurkan diri.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya