Berita

Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko/Net

Dunia

Lukashenko: Konflik di Ukraina Harus Diakhiri, Tapi Ternyata NATO dan Amerika Menginginkan Perang

JUMAT, 22 JULI 2022 | 14:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belarusia merasa perlu untuk mendukung operasi militer Rusia di Ukraina meskipun tidak terlibat secara langsung. Belarusia tidak menginginkan perang dengan siapa pun atau pihak manapun, dan bahkan mengingin konflik di Ukraina segera diakhiri.

Presiden Aleksander Lukashenko mengatakan agar semua pihak harus mencapai kesepakatan.

"Kita harus berhenti (perang), mencapai kesepakatan, mengakhiri kekacauan dan perang di Ukraina," katanya.

"Mari kita berhenti dan kemudian kita akan memikirkan bagaimana melanjutkan hidup," tambahnya.

Namun, keterlibatan banyak pihak dalam perang ini membuatnya harus mengatakan bahwa Belarusia mendukung operasi militer Rusia. Hal ini terkait dengan keamanan di wilayah Barat dan Timur negaranya.

“Saya mendukung Rusia. Bukan hanya karena kami memiliki persatuan dengan Rusia dan bukan hanya karena kami diwajibkan secara hukum untuk melakukannya berdasarkan kesepakatan dengan Rusia yang bertujuan untuk menciptakan kelompok pasukan gabungan di arah barat. Lebih dari itu," katanya dalam wawancara dengan media lokal, seperti dilaporkan TASS.

Pemimpin berusia 67 tahun itu bersikeras bahwa pihak berwenang Kyiv dapat mengakhiri perang jika mereka memulai kembali pembicaraan dengan Moskow dan menerima tuntutannya, tanpa melibatkan pihak Barat.

"Semuanya tergantung pada Ukraina," katanya.

"Perang ini dapat diakhiri dengan persyaratan yang lebih dapat diterima untuk Ukraina," tambahnya, seraya mendesak pihak berwenang Kyiv untuk duduk di meja perundingan dan setuju bahwa mereka tidak akan pernah mengancam Rusia lagi dan mengganggu wilayah lain.

Ia meyakini, jika Rusia tidak mendahului bergerak, maka NATO dan Ukraina akan mengorganisir dan menyerangnya lebih dulu.

Sayangnya, peran NATO begitu dominan sehingga Ukraina bergantung kepadanya tanpa bisa memberika keputusannya sendiri.

“Ukraina, NATO dan Amerika, (ternyata) memang sangat mengingingkan perang ini," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya